Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato saat menghadiri agenda pelantikan Badan Pengurus Pusat HIPMI Masa Bakti 2022-2025, di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Senin (20/2/2023).
Dalam acara tersebut, Jokowi berharap peran pengusaha muda untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri melalui hilirisasi industri dan pemerataan investasi di luar Jawa sehingga diharapkannya dapat membuat pertumbuhan ekonomi dinilainya dapat terjaga.
Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi di acara Pelantikan Badan Pengurus Pusat HIPMI Masa Bakti 2022-2025:
Assalamualaikum wr.wb,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya
Yang saya hormati, pendiri dan penggagas HIPMI bapak abdul latif. yang selalu beliau ini cerah, keliatan muda terus, pergantian ketua Hipmi sudah dilakukan beberapa kali, saya datang dan beliau tetep tidak berubah sama sekali, masih terlihat muda, saya nanti mau tanya [beliau konsumsi] jamunya apa.
Baca Juga
Yang saya hormati, mantan ketua Hipmi yang hadir yang saya tak bisa sebutkan satu per satu,
Biasanya saya kalau pas datang di forum-forum partai yang saya lakukan pertama itu mengabsen calon presiden (capres) dan cawapres (calon wakil presiden). Biasanya, itu saya lakukan, saya absen capres-cawapresnya yang hadir siapa saja. Namun, karena hari ini forum ekonomi saya tidak ingin mengabsen tetapi saya tahu bahwa yang hadir di sini ada pak Prabowo hadir, ada juga pak Airlangga, ada juga pak Erick. Namun, saya ini tak absen, padahal biasanya saya absen satu-satu.
Bapak/Ibu hadirin, kita ini pernah mengalami dan merasakan betapa sangat beratnya Pandemi Covid-19. Semua kita rasakan selama 3 tahun, tidak hanya Negara kita tetapi juga dunia merasakan semuanya dan tidak berdaya. Negara besar maupun Negara kecil tidak ada yang siap dan saat itu kita ingat hampir 72 Negara hampir semuanya melakukan lockdown dan Indonesia tidak melakukan sama sekali. Itulah yang menyebabkan kenapa ekonomi kita bisa bertahan sampe sekarang dalam kondisi yang baik. Meskipun Bapak/Ibu bisa tanya ke menteri pada rapat kabinet saat itu hampir 80 persen dari menteri mengusulkan menyarankan dilakukan lockdown, tetapi saat itu kita ambil keputusan tidak melakukan lockdown.
Dan dari pandemi selama 3 tahun mestinya kita bisa mengambil pelajaran dari sana. Jangan sampai pandemi habis tetapi kita tidak mengambil pelajaran, tidak memberikan pelajaran kepada kita, tidak hanya untuk dunia, untuk Negara-negara, untuk kita ini harus kita ambil hikmahnya apa sehingga sehabis pandemi ini kita bisa membenahi, bisa memperbaiki apa-apa yang kurang, apa-apa yang perlu harus kita perbaiki lagi, dan yang paling penting menurut saya bahwa kolaborasi di antara kita ini harus betul-betul kita perkuat.
Kuncinya ada di situ kenapa pandemi kita bisa selesaikan dengan baik, saya ingat TNI Polri semuanya bergerak, seluruh organisasi pengusaha semuanya bergerak, Kadin bersama-sama dengan Ketum Kadin Pak Arsjad Rasjid datang ke daerah dengan HIPMI juga sama ke daerah untuk apa, vaksinasi dan ternyata kerja sama secara total seperti itu memberikan hasil yang sangat baik pada Negara kita. Sampai saat ini telah kita suntikkan 450 juta dosis vaksin, lebih dari 450 juta dosis vaksin. sebuah angka yang tidak kecil, saudara-saudara bisa bayangkan bagaimana menyuntikan 450 juga vaksin kepada rakyat kita yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Inilah yang kita butuhkan untuk post pandemic yaitu melalui kolaborasi, bekerja sama, dan saya memberikan apresiasi kepada HIPMI, pada saat pemilihan Ketua di Solo ada [kejadian] ramai sedikit-sedikit, ya anak-anak muda biasalah ramai-ramai dikit. Namun, setelah itu kepilih semuanya bersatu kembali, ini sangat baik.
Bagas diakomodir, Angga diakomodir, semuanya. Karena memang Hipmi adalah organisasi untuk urusan yang berkaitan dengan ekonomi dan saya liat tadi yang dilantik juga panggungnya tidak cukup, saya juga mengapresiasi 239 pengurus, itu bukan besar, karena Negara kita ini 282 juta penduduknya. Jadi, kalau pengurusnya 239 [orang] ya menurut saya biasa [ada rebut kecil]. Kata tadi Ketua Hipmi Akbar menyampaikan ke saya ‘Pak ini pengurusnya banyak banget 239 orang’. Saya jawab, endak [besar] biasa dari sabang sampe merauke semua bisa terakomodir dalam pengurus Hipmi yang sekarang. Dan saya senang Reynaldo dari Papua Barat, ada dari Papua, dari Aceh, senang kita. Ini negara besar, jadi kalo kepengurusan 239 orang itu masih sangat wajar.
Dan yang saya seneng biasa ada konflik terbuka sulit disatukan. Ini Ketua Akbar bisa menyatukan ini juga sangat-sangat [baik], tadi yang teriak [Akbar untuk jadi] menteri. Nantilah, presiden berikutnya, presiden berikutnya Ketua Akbar menjadi menteri saya setuju, saya setuju.
Dan sebagai pengusaha muda saya kira saya merasakan kita semuanya sudah biasa menghadapi tantangan, menghadapi rintangan, menghadapi kesulitan-kesulitan sudah makanan sehari-hari. Jadi, memiliki pribadi yang tangguh, yang adaptif, terbiasa learning by doing semuanya terbiasa dan saat inilah yang dibutuhkan karena sekarang ini tidak ada standar, tak ada pakem, semua terdisrupsi semuanya. Sehingga yang penting sekarang street smart bukan booksmart, dan itu ada di Hipmi. pengamanan lapangan, pengamanan jalanan itu ada di Hipmi, tanyakan saja ke Pak Bahlil [Lahadalia] pengalamannya apa sekarang menjadi Menteri Investasi. Namun, tadi keliatannya disinggung Pak menteri, manfaat untuk Hipmi belum keliatan, saya tidak bisa menangkap yang dimaksud apa tetapi saya kira pak menteri tahu.
Karena yang penting bagaimana membangun ekosistem usaha ini makin baik. UU Cipta Kerja juga sebentar lagi sudah bisa kita selesaikan yang semua menyederhanakan, memberikan peluang kepada kita semuanya untuk bisa menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya, kemudian hilirisasi industri meski tantangan juga tidak mudah tetapi terus akan kita teruskan. Kita tidak akan berhenti meskipun digugat, karena kita akan terus [berjuang] dan saya minta seluruh anggota Hipmi yang memiliki tambang baik nikel, bauksit, tembaga, timah, emas agar mulai siap-siap, karena semuanya saya pastikan akan kita stop, kita stop, kita stop.
Penyebabnya, karena yang kita inginkan adalah nilai tambah. meskipun kita sekarang ini pada proses banding digugat WTO, tetapi Pemerintah memastikan kita akan tetap terus [menyetop eksport]. Jangan sekali-kali kita belok, kita takut karena nilai tambahnya betul-betul sangat besar sekali. Ekosistem EV baterai, masuk ke ekosistem lebih besar, otomotif industri yang listrik, untuk EV ini kalau berjalan itu larinya bisa ke bawah bisa ke mana-mana, karena industri supporting untuk membantu industri akan sangat jutaan, melahirkan ekonomi-ekonomi menengah dan kecil yang sangat bermanfaat bagi kita.
Kedua, saya ingatkan mengenai belanja produk dalam negeri, sebab pada tahun kemarin memang agak kita paksa angkanya telah keluar Rp762 triliun APBN-APBD maupun BUMN telah kita belanjakan untuk produk-produk dalam negeri. sangat besar sekali dan ini menjadi kesempatan, menjadi peluang bagi saudara-saudara yang memiliki produk-produk dengan kualitas yang baik. Mungkin Bapak/Ibu juga sudah tahu bahwa Amerika Serikat (AS) baru saja memberlakukan [kebijakan] pada Januari 2023 yang lalu untuk penggunaan produk dalam Negeri dan kita sudah satu tahun di depan [Amerika Serikat] sudah melakukan. Sehingga, kita ini sekarang jadi trendsetter, bukan lagi menjadi follower.
Dan juga ini atas usaha Menteri Investasi bahwa sekarang 53 persen investasi itu ada di luar Jawa yang sebelumnya 70 persen ada di Jawa sekarang 53 persen ada di luar Jawa. Artinya, jadi pengusaha besar tidak harus di DKI Jakarta, karena investasi di luar Jawa sudah lebih besar, buat kantornya juga harusnya di luar Jawa. Semuanya jangan berkumpul di Jawa karena PDB ekonomi di Jawa sudah terlalu besar, 58 persen. Sehingga pemerataan itu akan terjadi [kalau di luar Jawa].
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini, saya sampaikan selamat bertugas kepada pengurus yang sudah dilantik dan Hipmi harus menjadi daya ungkit bagi pengusaha muda di Indonesia agar mampu merebut peluang yang ada dan dapat menjadi penggerak ekonomi bangsa.
Terima kasih,
Wassalamualaikum wr, wb.