Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan Colin Kahl mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) berpikir belum waktu yang tepat untuk memasok tank Abrams ke Ukraina.
Pernyataan tersebut dia sampaikan saat dirinya kembali ke AS setelah melakukan kunjungan ke Ukraina.
"Saya hanya berpikir kita belum siap. Tank Abrams adalah peralatan yang sangat rumit. Harganya mahal. Sulit untuk dilatih. Tank ini memiliki mesin jet," kata dalam keterangan resmi.
Surat kabar Jerman Suddeutsche Zeitung pada Rabu (18/1/2023), melaporkan bahwa Kanselir Jerman Olaf Scholz bersiap mengizinkan pengiriman tank Leopard 2 ke Kyiv, apabila jika AS memasoknya dengan tank Abrams.
"Saya pikir jika ada kekhawatiran tentang sendirian dalam memberikan kemampuan ini, itu seharusnya tidak menjadi perhatian," lanjut Kahl.
Sementara itu, menurutnya penyediaan kendaraan tempur Bradley dan pelatihan senjata Barat akan memungkinkan Kiyiv mengubah dinamika konflik dengan mampu menembak dan bermanuver melalui penggunaan lebih banyak kekuatan mekanis.
Baca Juga
“Benar-benar apa yang kami fokuskan adalah meningkatkan kemampuan itu ke Ukraina untuk fase konflik berikutnya untuk benar-benar mencoba mengubah dinamika itu dan melanjutkan momentum yang dimiliki Ukraina di akhir musim panas dan awal musim gugur,” tambahnya.
Selain itu, diperkirakan paket bantuan militer AS berikutnya ke Ukraina mungkin akan mencapai $2,6 miliar, seperti dilansir dari TASS, Kamis (19/1).
Menurut Associated Press, jumlah itu mungkin termasuk antara lain, sekitar 100 kendaraan tempur Stryker dan setidaknya 50 Bradley.
Menurut perkiraan Pentagon, sejak dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina, AS telah memberikan lebih dari $24,2 miliar bantuan militer ke Kyiv.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan pejabat Rusia lainnya telah berulang kali mencatat bahaya pasokan senjata Barat ke Ukraina yang akan berakhir di wilayah lain.
Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov memperingatkan bahwa militerisasi Ukraina oleh Barat secara langsung mengancam keamanan Eropa dan global.