Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi di Indonesia hingga awal tahun 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerangkan, hal ini lantaran La Nina atau fenomena alam yang menyebabkan udara lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi hingga kini masih berada dalam kondisi moderat.
"Kondisi La Nina masih moderat menuju lemah. Artinya peningkatan intensitas hujan masih ada dan terjadi. Puncak musim hujan diprediksi terjadi mulai Desember 2022 hingga Januari," terang Dwikorita dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI, Selasa (13/12/2022).
Menurut Dwikorita, curah hujan dengan kategori tinggi hingga saat tinggi diperkirakan terjadi pada 21 Desember hingga 31 Desember 2022 atau bertepatan dengan momen Natal dan Tahun Baru 2023.
Pada periode tersebut, ujar Dwikorita, tingkat curah hujan akan mencapai angka 150 mm/10 hari. Curah hujan dengan kategori tinggi hingga sangat tinggi ini diprediksi akan terjadi di sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Kalimantan Barat, serta sebagian Sulawesi Selatan bagian barat.
Adapun, Dwikorita mengimbau masyarakat berwaspada atas peningkatan tingkat curah hujan yang akan terjadi pada periode Nataru 2023. Pasalnya, tingkat curah hujan yang seharusnya dapat turun secara merata dalam waktu 10 hari itu, diprediksikan akan terjadi dalam waktu beberapa jam saja. Hal ini akan memicu timbulnya hujan ekstrem.
"Perlu diantisipasi 150 mm/10 hari dengan adanya dampak perubahan iklim global yang harusnya turun merata 10 hari, bisa langsung disetorkan dalam waktu beberapa jam, sehingga itu akan menjadikan hujan ekstrem. Itu yang perlu kami waspadai," ujar Dwikorita.