Bisnis.com, JAKARTA - Gempa dangkal dan kuat dengan magnitudo 7,3 melanda laut sekitar 130 mil lepas pantai Tonga pada Jum'at 11 November 2022, dan memicu peringatan tsunami di seluruh wilayah Pulau Pasifik.
Getaran tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Survei Geologi Amerika Serikat, dimulai pada pukul 11:48 malam. waktu setempat, pada kedalaman 15 mil. Penasihat tsunami dikeluarkan untuk Tonga, Niue dan Samoa Amerika.
Gelombang berbahaya dari gempa mungkin terjadi dalam jarak 300 kilometer, atau 186 mil, dari pusat gempa di sepanjang pantai Niue dan Tonga, menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik. Samoa Amerika, yang lebih jauh ke utara, juga bisa terpengaruh.
Wilayah Tonga juga sempat mengalami letusan gunung berapi dahsyat yang menyebabkan tsunami pada 15 Januari lalu.
Setelah beberapa jam, pihak berwenang mencabut peringatan tsunami, tetapi memperingatkan bahwa arus laut di sekitar wilayah pesisir “mungkin kuat dan tidak menentu dan kehati-hatian khusus harus dilakukan.”
Profesor Geofisika dan seismolog Jascha Polet dalam akun twitternya menjelaskan gempa bumi di Tonga adalah jenis peristiwa yang berbeda, yang dihasilkan oleh kompresi di bagian luar akibat pembengkokan pelat subduksi.
Baca Juga
Dia menjelaskan, penampang seismisitas, dengan mekanisme fokus diproyeksikan ke bidang vertikal, menunjukkan tiga gempa dalam dengan garis dalam. Peristiwa ini dekat dengan gempa terdalam di daerah ini, di mana lempengan subduksi kemungkinan dibelokkan oleh diskontinuitas 670 km.
"Rangkaian gempa bumi yang signifikan terjadi minggu ini di zona subduksi Tonga-Fiji,"tulisnya.
Beberapa peristiwa pertama di kedalaman yang luar biasa (600+ km) di dalam lempengan subduksi, kemudian hari ini menjadi jenis peristiwa yang sangat berbeda: gempa bumi luar kompresional yang dalam.