Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Perang Rusia VS Ukraina Hari ke- 250: Ganas! Ukraina Mulai Pukul Mundur Pasukan Rusia

Presiden Ukraina Zelensky menuduh Rusia telah sengaja memperparah krisis pangan sejak September. Ini balasannya!
Beberapa kendaraan terbakar setelah Rusia meluncurkan rudal ke Ibu Kota Kyiv, Ukraina pada Senin (10/10/2022). Serangan ini meningkatkan esklasi perang Rusia vs Ukraina/The Moscow Times
Beberapa kendaraan terbakar setelah Rusia meluncurkan rudal ke Ibu Kota Kyiv, Ukraina pada Senin (10/10/2022). Serangan ini meningkatkan esklasi perang Rusia vs Ukraina/The Moscow Times

Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia vs Ukraina masih terus berlanjut. Memasuki hari ke- 250, pihak Ukraina sebut negaranya berhasil pukul mundur pasukan Rusia.

Melansir The Guardian pada Senin (31/10/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa pasukan Ukraina menangkis serangan sengit yang dilakukan oleh  Rusia di wilayah Donetsk.

Tanpa menyebutkan secara detail mengenai di mana lokasi pusat terjadinya konfrontasi itu, Zelensky justru mengatakan bahwasanya pasukan Rusia telah dipukul mundur oleh unit militer dari Chop, yang merupakan sebuah kota di Ukraina barat.

Sebagai informasi, Donetsk merupakan sebuah wilayah yang terletak di Timur. Donetsk merupakan salah satu dari empat wilayah Ukraina yang berhasil dicaplok atau diproklamirkan Rusia sebagai bagian dari wilayahnya sendiri pada bulan September lalu.

“Hari ini, kita sukses menghentikan aksi ofensif musuh yang sengit. Serangan berhasil Rusia ditolak," ungkap Zelensy.

Selain itu, Zelensky juga menuturkan bahwa dana pertukaran Ukraina telah diisi ulang, yang mengacu pada penangkapan militer Rusia.


Rangkuman perang Rusia-Ukraina hari ke- 250:

- Pasukan Rusia dipaksa mundur oleh Ukraina di Donetsk

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim pasukannya berhasil melawan gencatan pasukan Rusia di wilayah Donetsk timur. 

“Hari ini mereka menghentikan aksi ofensif musuh yang sengit,” kata Zelensky, dikutip dari The Guardian, Senin (31/10/2022).

Berdasarkan laporan media, Zelensky mengatakan bahwa pertempuran yang paling sengit ini terjadi di wilayah Donetsk terjadi di sekitar kota Bahamut dan Avdiivka.

- Kapal utama Laut Hitam milik Rusia rusak

Kapal utama Laut Hitam Rusia, Laksamana Makarov, dilaporkan rusak dan mungkin akan dinonaktifkan sementara.

Kapal tersebut tidak akan dioperasikan terlebih dahulu, lantaran serangan pesawat tak berawak Ukraina masih berlangsung.

Penyelidik sumber terbuka mengatakan fregat itu adalah salah satu dari tiga kapal Rusia yang ditabrak Ukraina pada hari Sabtu (28/10/2022) lalu.

- Angkatan laut Rusia diserang sekelompok drone

Menurut laporan, Segerombolan drone berhasil menyerang angkatan laut Rusia pada pukul 04.20 pagi. 

Para utusan Zelensky mengisyaratkan negara itu sedang mengatur rencana untuk menyerang balik gencatan musuh yang sudah diatur dengan baik, meskipun pemerintahnya belum mengaku bertanggung jawab.

- Kremlin sebut pihaknya akan keluar dari kesepakatan biji-bijian dengan PBB

Setelah serangan Sevastopol, Kremlin mengatakan bahwa pihaknya akan menarik diri dari kesepakatan biji-bijian yang ditengahi oleh PBB, yang memungkinkan kapal-kapal sipil mengekspor biji-bijian dan pupuk dari pelabuhan Laut Hitam. 

- Rusia tak dapat menjamin keselamatan kapal sipil negaranya 

Rusia mengklaim bahwa pihaknya tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil yang melakukan perjalanan, di bawah fakta setelah adanya serangan terhadap armada Laut Hitamnya. 

- Rusia dituduh sedang mempersiapkan rencana licik terhadap Ukraina

Zelensky bahwa mengatakan bahwa Rusia  sedang mencari dalih untuk mengakhiri inisiatif. Dia menyebut bahwa Rusia telah sengaja memperparah krisis pangan sejak September.

- AS nilai keputusan Rusia tarik diri dari kepalsuan biji-bijian, sangat keterlaluan

Komunitas internasional mengutuk keputusan Rusia untuk menangguhkan inisiatif biji-bijian Laut Hitam yang ditengahi PBB.

Presiden AS Joe Biden menggambarkan Rusia yang benar-benar keterlaluan lantaran telah mengambil langkah tersebut.

Sementara itu, menteri luar negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa pihak Rusia telah mempersenjatai makanan. Uni Eropa (UE) meminta Rusia untuk membatalkan keputusannya.

"Keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasi dalam kesepakatan Laut Hitam membahayakan rute ekspor utama biji-bijian dan pupuk yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan global yang disebabkan oleh perangnya melawan Ukraina ," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell.

- PBB khawatirkan penangguhan Rusia dalam KTT Liga Arab

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengatakan sangat prihatin dengan penangguhan kesepakatan Rusia dan menunda keberangkatannya untuk menghadiri KTT Liga Arab di Aljir selama sehari untuk mencoba menghidupkannya kembali. 

Rusia meminta pertemuan dewan keamanan PBB pada hari Senin untuk membahas masalah tersebut. Guterres terlibat dalam kontak intens untuk mendapatkan kembali kesepakatan dan berbicara dengan diplomat top Uni Eropa, Josep Borrell.

- PBB dan Turki akan terus lanjutkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Turki dan Ukraina mengatakan bahwa mereka akan terus maju untuk menerapkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dengan rencana transit untuk 16 kapal pada hari Senin (31/10/2022), meskipun Rusia menangguhkan partisipasinya dalam pakta tersebut. 

Sementara itu, PBB, NATO, UE, dan AS mendesak Rusia untuk membatalkan keputusannya untuk menarik diri dari kesepakatan.

Dalam sebuah pernyataan, Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) di Istanbul, tempat personel Rusia, Ukraina dan Turki dan PBB bekerja, mengatakan ketiga delegasi juga telah menyetujui inspeksi yang akan diberikan pada hari Senin terhadap 40 kapal keluar.

- Rusia berharap AS dapat mengingat peristiwa krisis rudal Kuba

Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan harapan, bahwa Joe Biden akan mengingat krisis rudal Kuba tahun 1962 ketika berhadapan dengan perang di Ukraina.

Dalam sebuah wawancara untuk sebuah film dokumenter televisi pemerintah Rusia pada hari Minggu, Lavrov mengatakan ada kesamaan antara perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan konfrontasi tahun 1962. 

“Saya berharap dalam situasi hari ini, Presiden Joe Biden akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk memahami siapa yang memberi perintah dan bagaimana caranya,” kata Lavrov.

“Perbedaannya adalah pada tahun 1962 yang jauh, Khrushchev dan Kennedy menemukan kekuatan untuk menunjukkan tanggung jawab dan kebijaksanaan, dan sekarang kami tidak melihat kesiapan seperti itu di pihak Washington dan satelitnya,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ileny Rizky
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper