Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan (Wameneks) dr. Dante Saksono Harbuwono dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada Sabtu (22/10/2022).
Dalam pidato pengukuhannya bertajuk “Kedokteran Presisi Sebagai Masa Depan Layanan Kedokteran Indonesia: Fokus pada Diabetes Melitus dan Kelainan Tiroid”, Dante menyebut pengobatan berbasis bukti belum cukup untuk mengobati berbagai penyakit secara efektif.
"Evidence based medicine berpatokan pada penelitian, kemudian dianalisis, dan diterapi berdasarkan hasil uji statistik. Ke depan ternyata itu tidak cukup, mengapa? Contohnya diabetes, di Indonesia yang terkontrol gula darahnya cuma 30 persen, sementara 70 persen walaupun obatnya macam-macam, tidak terkontrol," katanya di aula IMERI FK UI, Sabtu (22/10/2022).
Dante menjelaskan, bahwa kedokteran di Indonesia sebelumnya tidak melihat respons obat terhadap orang per orang, maka dibutuhkan pengobatan berbasis presisi yang menggabungkan evidence based medicine dengan informasi genetika.
Kedokteran presisi yang dimulai pada 2015 oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ini, memetakan gen berdasarkan sequencing gen manusia, melalui pemetaan ini didapatkankecocokan gen dengan obat tertentu.
"Di pola dengan terapi genetika tersebut, kemudian dilihat, mana yang respons terhadap obat A, mana yang respons terhadap obat B. Berdasarkan sequence dipetakan gennya," tambah Dante.
Baca Juga
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kedokteran presisi juga bisa menjadi cara untuk mencegah komplikasi penyakit tertentu.
Disebutkan, proyeksi inki akan rampung pada tahun 2025 mendatang dengan bantuan teknologi artificial intelligence.
"Kemudian dengan artificial intelligence diharapkan 2025 nanti proyeksi ini selesai. Maka bisa dipetakan penyakit A akan respons pada obat A, biaya efektif, serta mencegah komplikasi pada pasien-pasien diabetes," pungkasnya.