Bisnis.com, JAKARTA - Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal dengan Maulid Nabi jatuh pada 12 rabiul awal.
Tahun ini, peringatan Maulid Nabi jatuh pada 8 Oktober 2022.
Melansir NU, lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah mengikhbarkan bahwa 1 Rabiul Awal 1444 H jatuh pada Selasa, 27 September 2022. Hal ini didasarkan atas kesaksian perukyat di tiga lokasi yang melihat hilal, yaitu di (1) Condrodipo, Gresik, Jawa Timur; (2) Pekalongan, Jawa Tengah; dan (3) Jakarta Utara. "Awal bulan Rabiul Awal 1444 H bertepatan dengan Selasa Pahing 27 September 2022 M (mulai malam Selasa) atas dasar rukyah," demikian tertulis dalam Pengumuman Nomor: 029/LF–PBNU/IX/2022 yang dikeluarkan pada Senin (26/9/2022).
Berdasarkan ikhbar tersebut, maka Maulid Nabi Muhammad saw yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal akan jatuh bertepatan pada Sabtu, 8 Oktober 2022 M. Sebagai informasi, hilal awal Rabiul Awal 1444 H berada di atas ufuk, yakni tepatnya +5 derajat 31 menit 5 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Senin Kliwon 26 September 2022 pukul 04:54:43 WIB.
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 1 derajat 24 menit 26 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 0 derajat 32 menit 17 detik selatan titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 0 derajat 51 menit 20 detik utara Matahari dalam keadaan miring ke utara dengan elongasi 6 derajat 53 menit 54 detik.
Sementara lama hilal 24 menit 11 detik. Berdasarkan metode falak yang sama pula, maka diketahui parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua dengan tinggi hilal mar’i 4 derajat 32 menit dengan elongasi hilal haqiqy 5 derajat 56 menit dan lama hilal di atas ufuk 20 menit 14 detik.
Baca Juga
Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga Provinsi Aceh dengan tinggi hilal mar’i 5 derajat 48 menit dengan elongasi hilal haqiqy 7 derajat 14 menit dan lama hilal di atas ufuk 26 menit 16 detik. Data hisab ini telah dihitung dengan metode perhitungan ilmu falak terhadap hilal awal Muharram 1444 H dengan menggunakan sistem hisab jama’i (tahqiqy tadqiky ashri kontemporer) khas Nahdlatul Ulama.
Data hisab ini sudah berada di atas kriteria Imkanurrukyah (kemungkinan hilal dapat terlihat) yang ditetapkan Menteri-menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), yakni tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Walaupun Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 tanggal Rabiul Awwal tahun 570 M di Makkah, namun tradisi Maulid tidak hanya diperingati pada tanggal tersebut saja. Para pecinta Nabi sudah memperingati momen agung ini setiap hari mulai dari awal sampai dengan akhir bulan.
Bahkan ada yang melaksanakannya di luar bulan Rabiul Awal dan lebih dari itu ada pula yang menjadikan peringatan kelahiran Nabi sebagai acara di seluruh bulan.
Perayaan hari maulid nabi diperingati dengan berbagai macam acara seperti pembacaan Barzanji (riwayat hidup Nabi), ceramah keagamaan, dan juga perlombaan, seperti lomba baca Al-Qur'an, lomba azan, lomba shalawat, dan sebagainya.
Ahli Tafsir Al-Qur’an Prof Quraish Shihab mengungkapkan bahwa Maulid Nabi dirayakan dengan cara meriah baru dilaksanakan pada zaman Dinasti Abbasiyah, khususnya pada masa kekhalifahan Al-Hakim Billah. Menurutnya, inti dari perayaan Maulid Nabi adalah untuk memperkenalkan Nabi Muhammad SAW kepada setiap generasi. Kenal adalah pintu untuk mencintai. Sehingga dengan mengenal Nabi Muhammad SAW, maka umat Muslim bisa mencintainya.
Sementara Kiai Said menjelaskan bahwa Maulid Nabi merupakan sunah taqririyyah yaitu perkataan, perbuatan yang tidak dilakukan nabi, tetapi dibenarkan Rasulullah SAW. Memuji atau mengagungkan Rasullah SAW termasuk sunnah taqririyah karena tidak pernah dilarang oleh Rasulullah.
Nabi Muhammad sendiri juga memperingati kelahirannya dengan berpuasa di hari Senin.