Bisnis.com, JAKARTA – Partai Demokrat memberi klarifikasi terkait pernyataan pimpinan partainya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang membuat banyak polemik.
Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan pernyataan SBY tersebut memang tak dimaksudkan untuk konsumsi publik, melainkan hanya untuk kader internal.
Namun, lanjutnya, seorang kader mengunggahnya ke media sosial.
“Yang disampaikan Pak SBY sebenarnya bukan pernyataan resmi karena itu acara internal,” ujar Herzaky dalam acara Jangan Main Kayu dalam Demokrasi di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta, Minggu (18/9/2022).
Dia juga menegaskan, dalam pernyataan SBY tak ada menyebutkan pemerintah ataupun sosok tertentu.
Oleh sebab itu, dia tak habis pikir kenapa Sekretaris Jenderal PDI Perjungan (PDIP) Hasto Kristiyanto menganggap pernyataan SBY sengaja ditujukan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga
Menurut Herzaky, yang ingin disampaikan SBY juga bukan terkait potensi kecurangan, melainkan potensi ketidakadilan. Dia menekankan, dua hal tersebut harus dibedakan.
“Kami mencermati ada upaya-upaya membuat kontestasi ini berjalan lagi-lagi tidak sesuai dengan harapan rakyat Indonesia, tetapi kepada sejumlah elite saja. Kami juga, Demokrat, berupaya agar tidak hanya dua pasangan calon, karena apa? Kita tahu di 2014 dan 2019 polarisasi luar biasa,” jelas Herza
Sebagai informasi, saat menyampaikan arahan kepada kadernya dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat pada Kamis (15/9/2022), SBY mengatakan ada indikasi Pemilu 2024 diadakan secara tak jujur dan adil
Dia konon mendapat informasi bahwa pemilihan presiden akan diatur untuk dua pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) saja.
Bahkan, menurutnya, Demokrat akan dihadang agar tak mencalonkan capres-cawapres karena berada di luar pemerintahan.
“Konon akan diatur dalam pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka. Informasinya, Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri, bersama koalisi tentunya. Jahat bukan?” ujar SBY..
Respon PDIP ke Pidato SBY
Sementara itu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pernyataan SBY tersebut seakan menyebar fitnah kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, informasi yang diterima presiden keenam Indonesia tersebut tak bisa dipertanggungjawabkan.
“Kalau turun gunungnya itu mau menyebarkan fitnah kepada Pak Jokowi, maka PDI Perjuangan akan naik gunung agar bisa melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Pak SBY, sebab informasi yang diterima Pak SBY sangat tidak tepat. Jadi hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi,” jelas Hasto dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/9/2022).
Dia menuduh balik SBY. Selama pemerintahan SBY, jelasnya, malah terjadi banyak kecurangan pelaksanaan Pemilu. Hasto mencontohkan Pemilu 2009, yang menurutnya saat itu banyak kecurangan penetapan daftar pemilihan tetap (DPT).
Selain itu, dia mengatakan perekrutan dua mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati sebagai kader Partai Demokrat juga menjadi tanda adanya kecurangan Pemilu.
“Jaman Pak SBY manipulasi DPT bersifat masif. Salah satu buktinya ada di Pacitan. Selain itu Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati, yang seharusnya menjadi wasit dalam Pemilu, ternyata kemudian direkrut menjadi pengurus teras Partai Demokrat,” ujar Hasto.
Dia masih menyebutkan beberapa klaim kecurangan Pemilu pada masa SBY, seperti data pemusnahan hasil pemilu, pembentukan tim senyap, dan lain-lain.
Hasto mengatakan seharusnya SBY lebih bijak dalam berkomentar. Dia menegaskan pemerintahan Jokowi tak pernah ada niatan berbuat jahat dalam Pemilu.