Bisnis.com, JAKARTA - Dua negara bekas Uni Soviet, Kyrgyzstan dan Tajikistan saling menyalahkan atas pertempuran di perbatasan mereka yang telah menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai puluhan lainnya sehingga mendorong evakuasi massal.
Kementerian Kesehatan Kyrgyzstan menyatakan pada Sabtu (17/9/2022) pagi, bahwa 24 mayat telah dikirim ke rumah sakit di wilayah Batken yang berbatasan dengan Tajikistan.
Bentrokan di perbatasan yang dimulai awal pekan ini berkembang menjadi pertempuran skala besar pada Jumat (16/9/2022) yang melibatkan tank, artileri dan peluncur roket.
Sebagai bagian dari serangan, pasukan Tajik menggempur Ibu Kota regional Batken menggunakan roket.
Video yang dirilis oleh dinas penjaga perbatasan Kirgistan, menunjukkan apa yang dikatakan sebagai konfrontasi militer aktif di perbatasan Kirgistan-Tajik pada 16 September 2022.
Kementerian Darurat Kyrgyzstan menyatakan 136.000 orang dievakuasi dari daerah yang dilanda pertempuran itu.
Baca Juga
Tidak segera jelas apa yang mendorong pertempuran di perbatasan yang tegang antara dua bekas tetangga Soviet di Asia Tengah itu.
Upaya untuk mengadakan gencatan senjata dengan cepat gagal pada Jumat (16/9/2022) dan penembakan artileri dilanjutkan di kemudian hari seperti dikutip Aljazeera.com, Sabtu (17/9/2022).
Kepala penjaga perbatasan kedua negara bertemu sekitar tengah malam dan sepakat untuk membentuk kelompok pemantau bersama untuk membantu mengakhiri permusuhan. Namun, tidak segera jelas apakah pertemuan itu berdampak pada pertempuran.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (16/9/2022), dinas perbatasan Kirgistan mengatakan pasukannya terus mengusir serangan Tajik.
Pada tahun 2021, sengketa hak atas air dan pemasangan kamera pengintai oleh Tajikistan menyebabkan bentrokan di dekat perbatasan yang menewaskan sedikitnya 55 orang.
Kedua negara menjadi tuan rumah pangkalan militer Rusia. Sebelumnya pada Jumat (16/9/2022), Moskow mendesak penghentian permusuhan.