Bisnis.com, JAKARTA - Operasi Jembatan London atau ‘Operation London Bridge’ telah resmi dimulai setelah kematian Ratu Elizabeth II pada Kamis (8/9/2022).
Menyusul kekhawatiran akan kesehatan Ratu, banyak anggota keluarga Kerajaan Inggris ke Balmoral untuk berada di sisinya.
Selama memerintah Kerajaan Inggris lebih dari 70 tahun, 'Operasi Jembatan London' telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Berita kematian Ratu Elizabeth II diumumkan Istana Buckingham pada Kamis (8/9/2022) malam, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Sang Ratu meninggal dengan damai di Balmoral sore ini. Raja dan Permaisuri akan tetap berada di Balmoral malam ini dan akan kembali ke London besok.”
Seperti halnya anggota keluarga kerajaan, ada rencana di belakang layar jika mereka meninggal. Untuk kerahasiaannya, setiap anggota memiliki kode nama sendiri sehingga kematiannya bisa dibicarakan sebelum diumumkan secara resmi ke publik.
Untuk Ratu, nama kodenya adalah London Bridge. Lalu, apa itu “London Bridge Has Fallen”?
Baca Juga
Dikutip dari hit.com, dannytimes.com, Jumat (9/9/2022), ‘London Bridge Has Fallen’ adalah kata sandi ketika Ratu meninggal. Ini akan digunakan untuk berkomunikasi dengan pejabat parlemen, khususnya Perdana Menteri Inggris sampai pernyataan resmi dibuat.
Para menteri akan menerima telepon di sepanjang baris: "Rekan-rekan yang terhormat, Dengan sedih saya menulis untuk memberi tahu Anda tentang kematian Yang Mulia Ratu."
Sehari setelah kematian Ratu, pemerintah akan secara resmi menyatakan Charles sebagai raja.
Pengaturan pemakaman akan diumumkan dan situs web Royal akan menampilkan spanduk hitam.
Pemakaman Ratu akan berlangsung 10 hari setelah dia meninggal, dan akan diadakan di Westminister Abbey.
Pangeran Charles, jika ia memilih untuk menjadi Raja, maka diharapkan untuk melakukan tur Inggris sebelum pemakaman ibunya.
Ratu kemudian akan dimakamkan di Kapel Memorial Raja George VI.
‘Operation London Bridge’ telah bocor pada September lalu, menyarankan rencana baru ketika Ratu meninggal. Dokumen tersebut mengonfirmasi bahwa hari itu akan dikenal sebagai 'D Day'.
Sepuluh hari setelah kematiannya akan menjadi masa berkabung nasional, dan dikenal sebagai 'D Day Plus' meskipun hari telah berlalu. Misalnya, hari setelah kematian Ratu akan dikenal sebagai 'D Day Plus One.'