Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Jepang Fumio Kishida Positif Covid-19, Tetap Aktif Bekerja Hari Ini

PM Jepang Fumio Kishida tetap menjalankan pekerjaannya meskipun harus menjalani karantina akibat positif Covid-19.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida/DW-Kyodo Imago
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida/DW-Kyodo Imago

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida kembali menjalani tugasnya pada Senin (22/8/2022) meskipun dinyatakan positif Covid-19 pada akhir pekan. Namun, dia akan tetap menjalani karantina hingga akhir bulan ini.

Dilansir Bloomberg pada Senin (22/8/2022), PM Kishida mengalami gejala batuk dan demam ringan pada Sabtu malam (20/8/2022) dan dinyatakan positif dalam tes PCR.

Juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno menyampaikan keadaan terkininya. Demamnya telah mereda dan dia bekerja dari jarak jauh dari kediaman resminya.

Adapun, Kishida dijadwalkan mengunjungi Tunisia untuk Konferensi Internasional Tokyo tentang Pembangunan Afrika mulai minggu ini, tetapi karena masih harus menjalani karantina jadi Kishida akan hadir dari jarak jauh.

Kishida adalah pemimpin terbaru dari negara-negara G7 yang terinfeksi Covid-19 setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang pulih dari Covid-19 setelah mengalami gejala ringan. Padahal, Presiden Biden maupun PM Kishida telah mendapat vaksinasi penuh.

Di sisi lain, penyebaran Covid-19 di Jepang dapat membuat tingkat dukungan Kishida semakin turun setelah setelah melakukan perombakan kabinet bulan ini, di mana dia menunjuk anggota yang memiliki hubungan dengan Gereja Unifikasi.

Tingkat dukungan untuk pemerintah Kishida turun 16 poin persentase dari sekitar sebulan yang lalu menjadi 36 persen dalam jajak pendapat surat kabar Mainichi yang diambil selama akhir pekan. Mayoritas responden mengatakan hubungan antara Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa atas Kishida dan Gereja Unifikasi sebagai sangat bermasalah.

Infeksi virus corona di Jepang tetap mendekati rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, dengan 24.780 kasus Covid1-9 dikonfirmasi di Tokyo pada hari Minggu (21/8). Hal ini memaksa politisi dan pejabat layanan kesehatan untuk mempertimbangkan kembali langkah-langkah yang diperlukan untuk menahan wabah tersebut.

Masalah yang sama dihadapi negara-negara di seluruh dunia, karena penyebaran subvarian omicron yang lebih menular telah menyebabkan tingkat infeksi yang lebih tinggi bahkan ketika pengujian di sebagian besar wilayah sedang menurun.

Berakhirnya pembatasan pandemi pada bisnis pada akhir Maret membantu memacu ekonomi Jepang. Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari setengah output ekonomi Jepang, memimpin pertumbuhan, seperti halnya belanja modal. Pelonggaran aturan Covid mengakibatkan peningkatan pengeluaran di restoran dan hotel, serta pakaian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper