Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Latih 10.000 Sukarelawan untuk Lawan Rusia di Ukraina

Sebanyak 10.000 sukarelawan pada gelombang pertama telah mendatangi Inggris untuk memulai latihan militer tersebut.
Ilustrasi tentara NATO./Antara-Reuters
Ilustrasi tentara NATO./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) akan memberikan program pelatihan militer bagi sukarelawan tentara Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.

Pada Sabtu (9/7/2022) kemarin, sebanyak 10.000 sukarelawan pada gelombang pertama telah mendatangi Inggris untuk memulai latihan militer tersebut.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace diketahui telah mengunjungi program latihan hari ini, Minggu (10/7/2022). Sebanyak 1.050 personel pelatih akan diturunkan dalam program baru ini.

Ia mengatakan pelatihan ini terbuka untuk sukarelawan Ukraina, baik yang telah sedikit berpengalaman maupun yang tidak memiliki pengalaman sama sekali.

“Dengan menggunakan keahlian Angkatan Darat Inggris kelas dunia, kami akan membantu Ukraina untuk membangun kembali kekuatannya dan meningkatkan perlawanannya saat mereka mempertahankan kedaulatan negara mereka dan hak mereka untuk memilih masa depan mereka sendiri,” kata Ben Wallace, dikutip dari aljazeera, Minggu (10/7/2022).

Berdasarkan pelatihan dasar tentara Inggris, kursus tersebut mencakup penanganan senjata, pertolongan pertama di medan perang, strategi lapangan, taktik patroli, dan hukum terkait konflik bersenjata.

"Program pelatihan baru ini adalah fase lanjutan atas dukungan Inggris kepada Angkatan Bersenjata Ukraina dalam perjuangan mereka melawan agresi Rusia," lanjutnya.

Sebagai informasi, program pelatihan ini merupakan lanjutan dari Operasi Orbital Inggris yang sempat berlaku ketika invasi Rusia ke Krimea dan Ukraina Timur pada 2014 lalu.

Kala itu, Inggris membangun pelatihan militer kepada lebih dari 20.000 tentara militer Ukraina pada tahun 2015 dan akan berlangsung hingga saat ini.

Sementara itu, memasuki hari ke-137 sejak invasi militer Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, kedua negara belum juga memberi sinyal perdamaian dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper