Bisnis.com, JAKARTA - Perang dingin antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) kian memanas setelah 25 warga AS dilarang masuk secara permanen ke Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan keputusan ini dibuat karena AS tak henti-hentinya memberi sanksi kepada tokoh publik Rusia.
Daftar 25 warga AS tersebut banyak diisi oleh orang yang, menurut Lavrov, bertanggung jawab atas berbagai kebijakan anti-Rusia.
Baca Juga
"Serta anggota keluarga Presiden AS Joe Biden," tulis rilis resmi Kementerian Luar Negeri Rusia, Selasa (28/6/2022).
Sebelumnya pada Mei 2022, Rusia juga telah melarang masuk secara permanan 963 warga AS. Di antaranya ada Presiden AS Joe Biden, Wakil Presiden AS Kamala Harris, hingga Aktor AS Morgan Freeman.
Daftar 25 warga AS terbaru yang dilarang masuk ke Rusia yaitu:
- Jill Tracy Jacobs Biden, Istri Presiden AS Joe Biden
- Ashley Blazer Biden, Putri Presiden AS Joe Biden
- Charles Ernest Grassley, Senator AS dari Lowa
- Larry Jay Diamond, Profesor di Universitas Stanford
- Kirsten Elizabeth Rutnik Gillibrand, Senator AS dari New York
- Jeffrey Sonnenfeld, Pendiri dan CEO Yale Chief Executive Leadership Institute
- Bronte Kaas, Manajer Program Freeman Spogli Institute for International Studies di Universitas Stanford
- Craig Kennedy, Pengacara Davis Centre for Russian and Eurasian Studies di Universitas Harvard
- Ann Clanan, Profesor di Stanford Centre for International Security and Cooperation
- Susan Margaret Collins, Senator AS dari Maine.
- David J. Kramer, Mantan Asisten Sekretaris Negara untuk Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Perburuhan AS
- Lester Crown, Profesor di Universitas Yale
- Addison Mitchell McConnell III, Senator AS dari Kentucky
- Christopher Miller, Asisten Profesor di Universitas Tufts
- Mistry Dinshaw, Mahasiswa Pascasarjana di Hoover Institution dan Stanford Law School
- Richard L. Morningstar, Mantan Duta Besar AS untuk Azerbaijan dan Utusan Khusus Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Energi Eurasia
- Jacob Nell, Mantan kepala ekonom Rusia dan kepala ekonomi Eropa di Morgan Stanley
- Richard Nephew, Periset Senior di Pusat Kebijakan Energi Global Universitas Columbia
- Benjamin Eric Sasse, Senator AS untuk Nebraska
- Kathryn Stoner, Anggota Akademisi Senior di Universitas Stanford
- Edward Fishman, Mantan Kepala Kantor Kebijakan dan Implementasi Sanksi Ekonomi di Departemen Luar Negeri AS
- Yoshiro Francis Fukuyama, Profesor di Universitas Stanford
- Martin Trevor Heinrich, Senator AS dari New Mexico
- James Hodson, CEO di AI for Good Foundation dan Co-Organizer di Economists for Ukraine Group
- Benjamin Schmitt, Ilmuwan Proyek Pengembangan di Universitas Harvard