Bisnis.com, JAKARTA--DPP PDI Perjuangan (PDIP) hari ini menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala/Wakil Kepala Daerah sekaligus untuk melakukan konsolidasi partai di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung Kamis (16/6).
Rakor tersebut tidak saja diikuti oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri secara virtual, tapi turut hadir secara fisik Sekjen Hasto Kristiyanto, Ketua Komisi II DPR Bambang Wuryanto serta sejumlah Ketua DPP, yakni Komarudin Watubun, Eriko Sotarduga, Ribka Tjiptaning, Yanti Sukamdani, Nusyirwan Soedjono, Sri Rahayu, dan Rokhmin Dahuri.
Selain itu juga hadir Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, Hamka Haq, dan Djarot Saiful Hidayat serta Wakil Bendaraha Umum PDIP Rudiyanto Tjen.
Sedangkan sejumlah kepala daerah dari partai pemenang pemilut itu yang termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Medan Bobby Nasution, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Menteri Dalam Negeri yang baru saja dilantik Presiden Jokowi, Wempi Wetimpo.
Dalam laporan panitia, sebanyak 192 kepala daerah dan wakil kepala daerah tingkat provinsi, kota, dan kabupaten diundang dalam acara itu.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat memberikan pengarahan mengatakan bahwa inti konsolidasi PDIP yang harus diingat kader dan seluruh Tiga Pilar yakni konsolidasi menyeluruh, mengejar prestasi Tiga Pilar seluruh lini dan mendukung pemerintahan Jokowi.
Baca Juga
Sebelumnya, DPP PDIP juga sudah menggelar Bimbingan Teknis Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota PDI se-Indonesia.
Pada bagian lain, Hasto mengingatkan agar kader tidak buru-buru memikirkan soal elektoral terkait pemilihan presiden karena masih banyak persoaln bangsa yang harus dipikirkan. Hasto kemudian menyebut adanya ancaman krisis pangan dan perlambatan pertumbuahn ekonomi global yang turut memengaruhi Indonesia.
"Ingat kepemimpinan partai lahir dari kaderisasi dan mekanisme pencalonan pemimpin sudah ada," ujarnya. Hasto pun mengingatkan agar para kader lebih disiplin dalam berpartai dan kalau akan maju sebagai calon pemimpin harus melalui penugasan, bukan mencalonkan diri karena mekanismenya sudah ada.