Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menilai kemajuan teknologi informasi (TI) merupakan sebuah keniscayaan. Di satu sisi, kemajuan ini merupakan hal yang baik, tetapi di sisi lain juga dapat membawa dampak buruk apabila tidak disikapi dengan bijak.
Oleh sebab itu, menurutnya seluruh masyarakat termasuk para santri dan guru harus dapat memanfaatkan kemajuan ini dengan bijak, agar tidak terbawa arus disinformasi yang memicu perpecahan.
“Tapi ada bahayanya. Bahayanya itu apa? Munculnya disinformasi, informasi yang tidak benar, munculnya hoaks, munculnya fitnah,” ujarnya dikutip melalui laman Wapres, Minggu (5/6/2022).
Penyebabnya, dia melanjutkan sekarang ini banyak akun-akun palsu yang menggunakan platform-platform media sosial seperti Google, Facebook untuk melakukan penyebaran informasi palsu.
“Seperti apa semua itu [informasi palsu] itu muncul, seperti sudah terjadi di Amerika Serikat. Disebutnya apa ini? Propaganda komputasional,” katanya
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, propaganda komputasional saat ini telah masuk ke dalam tatanan masyarakat hingga ke tingkat terkecil, yaitu anak-anak sehingga diimbaunya agar hal ini dapat disikapi dengan baik oleh seluruh masyarakat, di antaranya oleh para guru, tenaga pendidik, dan santri.
Baca Juga
“Penyebabnya sekarang sudah masuk kemana-mana, masuk ke dapur, masuk ke kamar anak-anak kita, membuat keraguan, dan juga membuat perpecahan-perpecahan. Harus kita cegah, jangan sampai nanti [kemajuan teknologi informasi] digunakan untuk membuat, merusak, memengaruhi pikiran masyarakat dalam rangka penyesatan,” tuturnya.
Khususnya saat ini, Ma’ruf menilai di mana dalam dua tahun ke depan Indonesia akan kembali memasuki pesta demokrasi terbesar di negeri ini.
“Hati-hati ini, sudah mau Pilpres [pemilihan Presiden]. Ini sudah mulai terjadi pelan-pelan, dan berbagai antisipasi. Kita memang disuruh melakukan antisipasi pada saat kemungkinan terjadinya bahaya. Ini tugas guru memberikan pengertian kepada murid-murid kita ini,” katanya.