Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkes Buka Beasiswa Bagi Dokter Spesialis

Menkes menyebut program ini dilaksanakan lantaran Indonesia kekurangan dokter spesialis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan varian Omicron terdeteksi masuk ke Indonesia/Kemenkes RI
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan varian Omicron terdeteksi masuk ke Indonesia/Kemenkes RI

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka program beasiswa Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis dan Dokter Sub Spesialis.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan program ini merupakan bagian dari strategi transformasi kesehatan nasional. Menurut Budi program ini dilaksanakan lantaran Indonesia kekurangan dokter spesialis.

"Jadi Indonesia kalau 270 juta rakyat Indonesia itu dokternya sekitar 270 ribu sekarang yang punya STR dan praktek yaitu 140 ribu kita kurangnya 130 ribu, dokternya produksi serahun cuma 12 ribu," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers, Kamis (2/6/2022).

Budi Gunadi mengatakan dalam program ini Kemenkes bekerjasama dengan Kementerian Keuangan.

Kemenkes, kata Budi akan membuka beasiswa bagi 600 calon dokter spesialis. Sebanyak 300 diantaranya telah masuk dalam program di semester ganjil pada Januari 2022 lalu.

Sementara itu, 300 lainnya akan mulai masuk pada Agustus atau September tahun ini, atau saat semester genap.

Di sisi lain, kata Budi, Kemenkeu membuka kuota sebanyak 700 hingga 1.000 orang penerima beasiswa dokter spesialis.

"Jadi totalnya tahun ini akan ada sekitar 1.300 sampai 1.600 dan rencana kami untuk tahun depan kita mau mempercepat dan memperbanyak lagi," kata dia.

Dia mengatakan nantinya para penerima beasiswa akan diatur penempatannya untuk mengisi kekurangan dokter spesialis di daerah.

"Karena kenyataannya RSUD hampir setengahnya belum memiliki 7 dokter spesialis sesuai standar. Kemudian jenis dokter spesialisnya juga akan kita prioritaskan ke standar 7 dokter spesialis yang dibutuhkan RSUD. Dan juga pada dokter spesialis yang beban penyakitnya tinggi seperti jantung, stroke, kanker, dan ginjal," katanya.

Dia mengatakan program ini dapat diikuti baik dokter yang berstatus ASN maupun non-ASN.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper