Bisnis.com, SOLO - Penulis JS Khairen ikut menyuarakan kesedihannya atas kabar hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aaree, Swiss.
Melalui media sosialnya, ia mengaku ikut terenyuh dengan ketegaran Ridwan Kamil yang hingga kini masih terus mencari keberadaan Eril.
Penulis bernama lengkap Jombang Santai Khairen itu berharap agar berita baik mengenai Eril segera terdengar.
Ia pun menuliskan sebuah puisi yang ditujukan kepada Ridwan Kamil dan Eril yang diunggahnya pada Rabu (2/6/2022) melalui akun Instagramnya, @js_khairen.
"Sy menahan2 nulis ini. Sejak kejadian, aduh, setiap buka ponsel, selalu menyempatkan nyari update berita tentang Eril. Berharap ada kabar baik," tulis sebagai pengantar puisi buatannya.
Puisi yang diberi judul Surat untuk Sungai itu pun viral di berbagai media sosial dan mendapat ribuan komentar dari netizen.
Baca Juga
Warganet yang membaca puisi tersebut pun ikut merasakan kesedihan, ketegaran, dan kecemasan Ridwan Kamil atas Eril.
"Terimakasih bang, tulisan ini mewakilkan jutaan bapak2 yg tidak mampu banyak berkata kata seperti bang js khairen, semoga eril segera ada kabar," tulis seorang netizen di kolom komentar postingan JS Khairen.
"semoga ada kabar baik dari eril, semoga eril cepet diketemukan. tulisan @js_khairen sangat mewakilkan perasaan kita semua," tulis netizen lain.
Berikut puisi 'Surat untuk Sungai' yang dituliskan JS Khairen untuk Ridwan Kamil.
Tangis paling mengerikan adalah tangis tak bersuara seorang ayah.
Tangannya menyentuh permukaan sungai nan dingin itu. Di dalam hati, ia berteriak. Semoga sentuhan barusan merambat sampai ke anaknya, yang entah berada di mana sekarang. Semoga, sentuhan itu memberi pesan.
Ia coba lihat-lihat ke dasar sungai. Namun yang terlihat malah hal lain; bayangan saat ia menggendong sang putra pertama kali. Saat hari pertama ia mengantarkannya ke sekolah. Juga saat bersorak bangga saat anaknya lulus.
Masih ia percik-percikkan permukaan sungai itu. Mungkin jika boleh bertanya, ia akan bertanya.
“Di mana anakku, sungai? Tenggelamkah? Di ujung sana menanti kedinginan kah? Sudah menepi? Terduduk di rumah seseorang sambil pengobatan cidera kah? Sungai, tolong beri tahu.”
Pria topi bundar itu runtuh. Setiap hari, jutaan ayah, jutaan orang, jutaan anak, juga khawatir dan ikut berdoa diam-diam untuk mereka. Barang kali kalau boleh ikut terjun ke sana, akan ada banyak ayah yang siap ikut terjun membantu.
Hai sungai yang dingin, tak cukup hangatkah doa yang kami kirim? Yang tiap buka gawai, entah bagaimana secara insting terus mencari berita Eril, Eril, Eril.
Gak kenal Eril, gak terlalu sering ngikutin Kang Emil. Namun beberapa hari belakangan, ada banyak orang yang secara tulus berdoa agar ia segera ditemukan. Tidak cukup hangatkah itu, wahai sungai?
Broadcaster of daily happines, begitu tulisan di bio IG si pria topi bundar. Kurang lebih maknanya adalah, sang penyiar kebahagiaan. Namun, beberapa hari ini ia tengah bersedih. Melihatnya bersedih, kita ikut-ikutan remuk.
Sungai, jika tangis diam-diam seorang ayah adalah tangis paling menakutkan, maka cukupkah tangis dan doa kami, supaya kau menghangat dan mereda? Tolong beritahu ia di mana.
Salam, J.S. Khairen, seorang ayah.