Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gertak Balik AS! China Kerahkan Militernya di Dekat Taiwan

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan bahwa pihaknya baru-baru ini melakukan patroli dan latihan di wilayah udara dan laut di sekitar Taiwan.
Ilustrasi-Kapal perusak radar milik Angkatan Laut China Hull 568 saat menjalani misi latihan tempur di Laut China Selatan, 18 Juni 2020./ANTARA/HO-ChinaMilitaryrnrn
Ilustrasi-Kapal perusak radar milik Angkatan Laut China Hull 568 saat menjalani misi latihan tempur di Laut China Selatan, 18 Juni 2020./ANTARA/HO-ChinaMilitaryrnrn

Bisnis.com, JAKARTA--Militer China mengakui bahwa latihan militer yang diadakan di sekitar Taiwan sebagai "peringatan serius" terhadap "hubungan" negara itu dengan Amerika Serikat, menurut media pemerintah China.

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden membuat marah China pada hari Senin dengan mengatakan Amerika Serikat akan terlibat secara militer jika China ingin menyerang pulau itu. Namun dia mengatakan pada hari Selasa bahwa tidak ada perubahan pada kebijakan AS.

Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan bahwa pihaknya baru-baru ini melakukan patroli dan latihan di wilayah udara dan laut di sekitar Taiwan.

"Ini adalah peringatan serius terhadap kolusi baru-baru ini antara Amerika Serikat dan Taiwan," kata juru bicara komando itu, Shi Yi, menurut televisi pemerintah. Sangat munafik dan sia-sia bagi Amerika Serikat untuk mengatakan satu hal dan melakukan hal lain tentang masalah Taiwan, katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (26/5).

Biden mengatakan tidak ada perubahan pada kebijakan 'ambiguitas strategis' negaranya atas Taiwan saat melakukan pembicaraan pada pertemuan aliansi pertahanan Quad di Jepang.

Biden mengatakan dia akan bersedia menggunakan kekuatan untuk membela Taiwan melawan China. Sedangkan China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan militer untuk membawa Taiwan kembali  menjadi bagian dari negaranya. Karena itu Selat Taiwan tetap menjadi titik nyala militer potensial.

Meskipun Amerika Serikat mematuhi kebijakan "satu China" dan hanya mengakui Beijing, namun negara itu  telah membuat komitmen di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan "untuk membantu menyediakan sarana bagi Taiwan untuk mempertahankan diri".

Akan tetapi, meskipun demikian, AS telah lama memegang kebijakan untuk tidak merinci bagaimana reaksinya jika terjadi serangan China di pulau itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper