Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah pandangannya secara virtual dalam sesi pembukaan Sidang Komisi Ke-78 United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), pada Senin (23/05/2022).
Pertama, Presiden Jokowi berpandangan bahwa penanganan pandemi Covid-19 harus terus dilanjutkan dan kesenjangan vaksinasi di kawasan Asia Pasifik harus ditutup.
Menurutnya, kawasan Asia Pasifik memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia. Oleh karenanya, kata Jokowi, kesenjangan tersebut harus segera dihapus mengingat pentingnya keberhasilan vaksinasi dapat menentukan reaktivasi ekonomi nasional dan konektivitas dengan perekonomian dunia.
“UNESCAP dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional, mengatasi tantangan logistik, dan mempersingkat rantai pasok,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Senin (23/5/2022).
Kedua, Kepala Negara juga berpandangan bahwa pendanaan untuk akselerasi tujuan pembangunanan berkelanjutan atau SDGs harus diperkuat. Presiden menuturkan, Asian Development Bank (ADB) memperkirakan setiap tahunnya dibutuhkan US$1,5 triliun untuk memastikan SDGs tercapai di Asia Pasifik pada 2030, tapi ketersediaan pendanaan global hanya US$1,4 triliun.
“Kesenjangan besar ini harus ditutup. Investasi sektor swasta harus didorong,” katanya.
Baca Juga
Presiden menambahkan, meskipun Asia Pasifik merupakan kawasan terbesar bagi penanaman modal asing, inbound dan outbound, tetapi nilai investasi ke kawasan sendiri masih terbilang kecil.
Untuk itu, Jokowi meminta kepada UNESCAP untuk mendorong penguatan investasi intra-kawasan, mendukung kemudahan berusaha, promosi, hingga business matching di antara negara anggota.
“Pendanaan inovatif perlu terus dimajukan. Kolaborasi UNESCAP dengan ADB dan lembaga pendanaan lainnya, sangat diharapkan. Indonesia sendiri memajukan berbagai pendanaan inovatif termasuk SDG Indonesia One, green sukuk, dan ekonomi karbon,” ungkap Presiden.
Ketiga, Presiden memandang bahwa digitalisasi, pemberdayaan UMKM, dan pertumbuhan hijau merupakan masa depan bersama yang harus dioptimalisasi dan terus ditingkatkan.
Untuk itu, Jokowi mendorong sumber-sumber pertumbuhan baru tersebut untuk terus diperkuat.
“Dukungan bagi upaya pertumbuhan hijau sangat diperlukan termasuk, transisi energi. Kapasitas pajak perlu harus diperkuat, termasuk carbon tax,” tutur Presiden.
Terakhir, Presiden Jokowi pun menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kontribusi UNESCAP. Menurutnya, melalui Presidensi G20, Indonesia akan memperjuangkan kepentingan negara berkembang, terutama di bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi.
“Dengan bekerja bersama, kita dapat mempercepat pemulihan kawasan dan dunia menuju masa depan berkelanjutan. Recover Together, Recover Stronger,” tandasnya.