Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amankan Pasokan Obat untuk Covid-19, Korut Kerahkan Militer

Korea Utara kini tengah memerangi wabah Covid-19 yang "ulai meledak di negara tersebut.
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un bersiap sebelum kembali ke negaranya di stasiun kereta di Vladivostok, Rusia, Jumat (26/4/2019)./Bloomberg-Andrey Rudakov
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un bersiap sebelum kembali ke negaranya di stasiun kereta di Vladivostok, Rusia, Jumat (26/4/2019)./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memerintahkan aparat militer untuk menstabilkan pasokan obat-obatan di Pyongyang saat negara itu memerangi wabah Covid-19 yang dikonfirmasi pertama kali, menurut laporan media pemerintah.

Korea Utara untuk pertama kalinya minggu lalu mengakui bahwa mereka sedang memerangi wabah Covid-19 yang "mulai meledak". Para ahli kian khawatir bahwa virus itu dapat menghancurkan negara dengan persediaan medis terbatas dan tidak ada program vaksin.

Pada pertemuan darurat politbiro yang dipimpinnya kemarin, Kim mengkritik kinerja kabinetnya karena dinilai "tidak bertanggung jawab" dan tak mampu mengorganisir dan melaksanakan tugas di sektor kesehatan masyarakat, menurut  kantor berita KCNA.

Pemerintah telah memerintahkan pendistribusian cadangan obat nasionalnya, tetapi Kim mengatakan obat-obatan yang dibeli oleh negara tidak sampai ke masyarakat secara tepat waktu melalui apotek, tulis laporan itu seperti dikutip Channel News Asia, Senin (16/5).

Kim memerintahkan agar "pasukan yang kuat" dari korps medis tentara dikerahkan untuk "segera menstabilkan pasokan obat-obatan di Kota Pyongyang".

KCNA juga melaporkan bahwa Kim mengunjungi apotek yang terletak di dekat Sungai Taedong di Pyongyang. Tujuannya untuk mencari tahu tentang pasokan dan penjualan obat-obatan.

Kim mengatakan apotek tidak dilengkapi dengan baik untuk menjalankan fungsinya dengan lancar. Tidak ada tempat penyimpanan obat yang memadai selain etalase dan tenaga penjual tidak dilengkapi dengan pakaian sanitasi yang layak.

Korea Utara menyatakan bahwa "sebagian besar" kematian sejauh ini disebabkan oleh orang-orang yang "ceroboh dalam meminum obat karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit infeksi virus varian Omicron siluman.

Negara itu melaporkan 392.920 orang dengan gejala demam dan delapan kematian baru, menurut KCNA. Juga tidak ada laporan berapa banyak dari kasus yang diduga telah dites positif Covid-19.

Korea Utara menyatakan total 42 orang telah meninggal ketika negara itu memulai hari keempat di bawah lockdown nasional yang bertujuan untuk menghentikan wabah Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di negara miskin itu.

Pada Kamis pekan lalu, Korea Utara untuk pertama kalinya mengakui wabah Covid-19 dan memerintahkan penguncian. Kantor berita negara KCNA mengatakan negara itu mengambil "langkah-langkah darurat negara cepat" untuk mengendalikan epidemi.

"Semua provinsi, kota, dan kabupaten di negara ini telah dikunci total dan unit kerja, unit produksi, dan unit perumahan ditutup satu sama lain sejak pagi 12 Mei dan pemeriksaan ketat dan intensif terhadap semua orang sedang dilakukan," lapor KCNA kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper