Bisnis.com, JAKARTA — Kelompok pertama warga sipil yang terperangkap selama berminggu-minggu di dalam pabrik baja Azovstal Mariupol akan sampai di kota yang dikuasai Ukraina, tetapi upaya untuk menyelamatkan lebih banyak orang dari kondisi mengerikan di dalam pabrik besar itu terhambat.
Ratusan orang masih terperangkap di bunker bawah tanah dan terowongan di bawah lokasi industri yang luas itu. Lokasi tersebut menjadi benteng terakhir perlawanan terhadap pengepungan Rusia di kota pelabuhan yang hancur akibat pertempuran.
"Situasi telah menjadi tanda bencana kemanusiaan yang nyata," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk seperti dikutip dari TheGuardian.com, Selasa (3/5).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sekitar 100 warga sipil akan tiba di kota Zaporizhzhia kemarin.
Para pengungsi mariupol menceritakan teror di bunker di bawah pabrik baja Azovstal. “Untuk pertama kalinya dalam semua hari-hari perang, koridor hijau yang sangat dibutuhkan ini telah mulai berfungsi.”
Beberapa pengungsi awalnya dibawa ke sebuah desa yang dikuasai oleh kelompok separatis yang didukung Moskow, tetapi kemudian diizinkan untuk melanjutkan ke wilayah yang dikuasai Ukraina jika mereka mau.
Baca Juga
Akan tetapi, meskipun kepala administrasi militer Donetsk mengatakan lebih banyak evakuasi di bawah koordinasi Palang Merah PBB dimulai pada Senin pagi, namun pada sore hari bus belum mencapai titik penjemputan yang disepakati.
Wakil Walikota Mariupol Sergei Orlov mengatakan kepada BBC bahwa para pengungsi membuat kemajuan yang lambat dan mungkin tidak akan tiba di Zaporizhzhia pada hari Senin seperti yang diharapkan. Pihak berwenang tidak memberikan penjelasan atas penundaan tersebut.
Salah satu pengungsi, Natalia Usmanova (37), mengatakan setelah meninggalkan pabrik baja bahwa dia menjadi histeris setiap kali bunker mulai bergetar.
"Saya sangat khawatir itu akan runtuh, saya memiliki ketakutan yang mengerikan," katanya sembari mengingat teror yang meluas dan kekurangan oksigen di bawah tanah.
Beberapa orang yang tidak berlindung di pabrik baja juga berhasil melarikan diri tanpa bantuan. Anastasia Dembytska mengatakan dia mengambil keuntungan dari gencatan senjata evakuasi singkat untuk pergi bersama putrinya, keponakan, dan anjing.
Dia mengaku harus melewati pos pemeriksaan yang tak terhitung jumlahnya untuk mencapai Zaporizhzhia dan menunggu 18 jam di luar sebelum diizinkan lewat. Wanita lain tiba dengan mobil pemakaman dan mengatakan dia meninggalkan Mariupol lebih awal dan bersembunyi di ruang bawah tanah di desa terdekat.