Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga penelitian kebijakan dan opini publik Populi Center mencatatkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai cukup berhasil menjalani pemerintahan melewati massa sulit akibat pandemi Covid-19.
Peneliti yang juga Deputi Direktur Eksekutif Populi Center, Rafif Pamenang Imawan menilai masyarakat masih tergolong puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.
“Ini temuan menarik dari survei kali ini, mengenai kinerja Presiden Jokowi, di mana mayoritas responden menyatakan kepuasannya,” ujarnya dalam diskusi virtual, Minggu (24/4/2022).
Dia menjabarkan, kepuasan masyarakat terhadap pemerintah meningkat dari survei terakhir yang mereka lakukan pada Oktober 2021, apabila pada tahun lalu, Populi mencatat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah berada di level 60,7 persen, maka dalam survei terbaru yang mereka lakukan pada Maret 2022 nilai itu mencapai 62,4 persen.
Secara rinci dari 62,4 persen sebanyak 57,4 persen menyatakan sangat puas dan 5 persen masyarakat menyatakan puas. Kemudian, sebesar 32,8 persen menyatakan tidak puas dengan rincian 29,3 persen sangat tidak puas 3,5 persen menyatakan tidak puas.
“Adapun sebesar 4,8 persen responden menyatakan tidak tahu/ tidak jawab,” kata Rafif.
Baca Juga
Survei ini digelar pada 21—29 Maret 2022 dengan jumlah responden 1.200 orang yang tersebar proporsional di 34 Provinsi di Indonesia. Responden dipilih menggunakan metode acak bertingkat.
Pengambilan data dalam survei terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi ini menggunakan metode wawancara tatap muka. Populi Centre menyatakan survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Tujuan dari survei ini adalah untuk melihat dinamika politik jelang pemilu 2024 yang kian dekat, serta isu-isu nasional yang baru-baru ini menghangat.
Rafif memastikan bahwa survei ini bukan sebagai pesanan pihak tertentu. Menurut dia, Populi menggunakan dana internalnya untuk melakukan survei tersebut.
“Survei dilakukan dengan menggunakan pendanaan internal,” katanya.
Meskipun demikian, masyarakat menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden, hasil survei yang sama juga menunjukkan masyarakat tak sepakat jika masa jabatan Presiden Jokowi diperpanjang.
Hanya 27,6 persen masyarakat yang menyatakan setuju masa jabatan presiden diperpanjang menjadi tiga periode. Ide tersebut ditentang oleh 64,4 persen masyarakat sementara 8 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.