Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PB IDI Kecam Pelaku Penganiaya Dokter di Papua 

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengecam tindakan penganiayaan dokter bedah onkologi di salah satu rumah sakit di Papua
Ilustrasi dokter. /Saint Anthony Hospital
Ilustrasi dokter. /Saint Anthony Hospital

Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan keluarga pasien terhadap dr. James Redi, SpB(Onk), dokter bedah onkologi yang bertugas di wilayah Papua. 

Ketua Umum PB IDI, M. Adib Khumaidi mengatakan semua tenaga medis dan kesehatan yang sudah bekerja secara profesional sesuai profesinya berhak atas perlindungan risiko kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. 

“Setiap dokter dan tenaga Kesehatan pasti akan selalu melakukan yang terbaik bagi masyarakat. Tindakan kekerasan pada dokter dan nakes tentunya akan mengganggu pelayanan pada masyarakat karena mereka jadi khawatir melakukan tindakan medis,” ujar Adib seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/4/2022). 

Adib menjelaskan, tenaga medis dan nakes selama ini selalu menghadapi berbagai risiko kerja yang terkait dengan bahaya biologis, kimia, fisik, ergonomis, dan psikososial yang memengaruhi keselamatan mereka dan pasien. 

Pemerintah maupun penyelenggara fasilitas kesehatan serta aparat penegak hukum perlu mendukung kerja-kerja kesehatan tersebut dengan menyediakan sistem kesehatan dasar yang berfungsi dengan baik dan kuat agar tenaga medis dan nakes dapat bekerja secara produktif dan profesional. 

Sementara itu, Ketua IDI Wilayah Papua Donald Aronggear mengatakan selama ini wilayah Indonesia Timur terutama Papua sangat kekurangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis karena minimnya jaminan perlindungan dari pemerintah setempat dan aparat. 

“Saat ini hanya ada dua dokter spesialis bedah onkologi di wilayah Papua yang harus melayani sekitar 4,3 juta penduduk. Apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan terjadi, maka dikuatirkan akan mengganggu pelayanan kesehatan pada masyarakat setempat,” jelas Donald. 

Saat ini, aparat kepolisian Jayapura sedang menindaklanjuti laporan dari pihak korban, yakni James Redi dan IDI wilayah Papua. Meski demikian, Donald berharap kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi. Beberapa pekan sebelumnya, seorang bidan bernama Sri Lestari meninggal karena penganiayaan kelompok tertentu.

Seperti diketahui, Sabtu (16/4/2022) dokter James dianiaya oleh keluarga pasien setelah pasien rujukan dari Wamena itu meninggal seusai menjalani operasi di RS DOK II Jayapura. Peristiwa ini terekam kamera ponsel hingga videonya viral. Akibat kejadian itu, dr James mengalami lebam dan luka di wajah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Wahyu Arifin
Editor : Wahyu Arifin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper