Bisnis.com, JAKARTA -- Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia yang juga melakukan sero survey Pandu Riono menjelaskan kekebalan imunitas seseorang menjadi dasar untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Menurutnya, kekebalan tersebut didapat dari upaya yang sistematik melalui vaksinasi dan didapat secara alami setelah seseorang terinfeksi SARS-CoV-2.
“Sejak Desember 2021 tepat pada penelitian ini berakhir, kami tahu berapa banyak penduduk berdasarkan umur, berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan wilayah, yang mempunyai tingkat imunitas terhadap SARS-CoV-2,” ujarnya lewat rilisnya, Senin (18/4/2022).
Selain mengetahui proporsi penduduk yang memiliki kekebalan imunitas terhadap SARS-CoV-2, sero survey dilakukan untuk mengetahui berapa besar kadar antibodi yang dimiliki penduduk di Indonesia.
Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI mengumumkan hasil survei serologi antibodi penduduk Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2.
Kadar antibodi itu, lanjut Pandu, menjadi penting dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan berbagai varian virus. Jika kadar antibodi pada tubuh seseorang cukup tinggi maka bisa menekan risiko yang sangat buruk dari pandemi ini.
Baca Juga
Adapun untuk pelaksanaan sero survey dilakukan berdasarkan wilayah aglomerasi sebanyak 9 provinsi 47 kabupaten/kota, dan wilayah non aglomerasi yang terdiri dari 25 provinsi 53 kabupaten/kota.
Target sampel untuk wilayah aglomerasi ada 514 desa/kelurahan dengan target sampel 10.280 penduduk. Namun yang terkumpul ada sekitar 92,8 persen atau 9.541 penduduk.
Kemudian di wilayah non aglomerasi ada 580 desa/kelurahan dengan total target sampel 11.600 penduduk, sementara yang terkumpul 93,6 persen atau 10.969 penduduk.
Tidak terkumpulnya penduduk 100 persen dikarenakan ada beberapa orang yang menolak atau tidak bisa mengikuti survei karena terkait kondisi responden yang tidak memungkinkan.
Responden adalah penduduk Indonesia yang berusia 1 tahun ke atas. Sampel secara acak terpilih 20 penduduk sebagai sampel utama dan 60 penduduk sebagai sampel cadangan di setiap desa atau kelurahan terpilih.
Hasilnya secara umum 86,6 persen penduduk Indonesia usia di atas 1 tahun pada bulan November—Desember 2021 sudah memiliki antibodi terhadap SARS-CoV- 2.
Selain itu, apabila dilihat berdasarkan kelompok yang belum pernah terdeteksi virus SARS-CoV-2 dan yang belum divaksin pada saat November dan Desember 2021 ada 73,9 persen sudah memiliki antibodi.
Bagi orang yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama memiliki proporsi antibodi yang lebih tinggi yakni 91,3 persen pada November sampai Desember 2021. Sementara untuk orang yang sudah vaksin dosis kedua proporsi antibodi nya lebih tinggi lagi yakni 99,1 persen.
Kemudian, kelompok yang pernah terdeteksi SARS-CoV-2 proporsi antibodi lebih tinggi yakni bagi yang belum di vaksin proporsi antibodi 88,0 persen kemudian bagi orang yang sudah vaksin dosis pertama proporsi antibodi 96, 0 persen, dan orang yang sudah divaksin dosis kedua proporsi antibodi 99,4 persen.
Ada juga proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV- 2 menurut wilayah aglomerasi dan non aglomerasi.
Wilayah aglomerasi memiliki proporsi penduduk dengan antibodi lebih tinggi yakni 90,8 persen daripada wilayah non aglomerasi 83,2 persen, sedangkan penduduk yang belum divaksin di wilayah aglomerasi memiliki proporsi antibodi 75,7 persen dan non aglomerasi 73,0 persen.
Berdasarkan kabupaten/kota, wilayah kota memiliki proporsi penduduk dengan antibodi lebih tinggi yakni 91,8 persen dibandingkan wilayah kabupaten dengan proporsi 83,4 persen.
Adapun, pada kelompok yang belum divaksin di kabupaten proporsi yang memiliki antibodi mencapai 71,4 persen dan yang belum dapat vaksin di wilayah kota 79, 5 persen.
Kemudian perbedaan antara Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. Wilayah Jawa-Bali memiliki proporsi penduduk dengan antibodi lebih tinggi yakni 91,3 persen dibandingkan luar Jawa-Bali yang mencapai 84,1 persen, sedangkan pada penduduk yang belum di vaksin di luar Jawa-Bali proporsi antibodi mencapai 74,1 persen sedangkan di Jawa-Bali proporsi mencapai 73,2 persen.
Terkait kadar antibodi, Pandu menjelaskan kadar antibodi yang dimiliki penduduk yang cukup tinggi bisa memberikan efek proteksi. Kalau dilihat distribusi sebarannya pada 4 kelompok penduduk, terlihat hasil sebagai berikut;
Penduduk yang belum pernah terinfeksi COVID-19 dan belum divaksinasi itu kadar antibodinya secara median di atas 100. Ini cukup tinggi sudah dianggap memberikan efek proteksi.
Bagi kelompok yang pernah terinfeksi COVID-19 dan belum divaksinasi hampir sama distribusinya yakni di atas 100.
Sementara itu bagi kelompok yang belum terinfeksi COVID-19 dan sudah divaksinasi kadar antibodi nya cukup tinggi hampir mendekati 1000. Sedangkan bagi kelompok yang sudah terinfeksi COVID-19 dan sudah divaksinasi memiliki kadar antibodi yang paling tinggi yaitu mencapai 1000.
“Jika berdasarkan umur di atas 1 tahun, maka hampir semua penduduk usia 1 tahun ke atas memiliki kadar antibodi yang cukup tinggi untuk menghadapi SARS-CoV-2,” kata Pandu.