Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa agenda mudik Lebaran 2022 atau Idulfitri 1443 Hijriah dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Keyakinan itu disampaikan Menkes karena hasil sero survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian Dalam Negeri dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI menunjukkan bahwa jumlah warga yang memiliki antibodi terhadap Covid-19 meningkat.
Budi mengatakan berdasarkan survei kedua yang dilakukan, tercatat kadar antibodi masyarakat Indonesia terhadap Covid-19 mencapai 99,2 persen. Angka itu meningkat jika dibandingkan hasil sero survei pada November-Desember 2021 yaitu 86,6 persen.
“[antibodi] baik berasal dari vaksinasi ataupun dari infeksi virus Covid-19,” kata Menkes dalam keterangan pers melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).
Untuk diketahui, sero survei sebelumnya dilakukan pada November – Desember 2021 menunjukkan 86,6 persen penduduk Indonesia memiliki kekebalan terhadap Covid-19.
Namun, seiring dengan masih dilakukannya vaksinasi Covid-19 maka jumlah penduduk yang memiliki kekebalan terhadap Covid-19 terus bertambah.
“Sero survei perlu dilakukan karena ini akan dipakai oleh pemerintah sebagai dasar dalam menentukan kebijakan yang berbasis bukti,” ujar Menkes.
Dasar dari penelitian ini adalah mengukur berapa banyak tingkat penduduk yang sudah mempunyai tingkat kekebalan terhadap SARS-CoV-2.
Menyambut Lebaran 2022, dilakukan sero survei yang kedua agar kebijakan yang Pemerintah ambil untuk menghadapi lebaran memiliki basis riset. Berdasarkan hasil survei kedua, kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2 persen.
“Artinya 99,2 persen dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19 yang berasal dari vaksinasi dan infeksi,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dia melanjutkan Pemerintah juga mengukur kadar antibodi dari masyarakat terhadap kemampuan bertahan akan virus Covid-19.
“Jadi kalau pada Desember 2021 kami melakukan sero survei orde masih di angka ratusan, sekitar 500–600, tetapi pada maret ini orde [antibodinya] sudah mencapai 7.000–8.000,” katanya.
Budi menjelaskan, angka tersebut mengartikan masyarakat tidak hanya secara mayoritas sudah memiliki antibodi, tetapi kadar antibodinya tinggi sehingga apabila terserang virus, maka daya tahan tubuh bisa segera mengatasinya dan mengurangi risiko masuk rumah sakit atau wafat.
“Itu menyebabkan kami percaya Ramadan kali ini, mudik tahun ini bisa berjalan lancar tanpa membawa dampak negatif kepada masyarakat,” ujarnya.
Kendati demikian, Menkes meminta masyarakat agar tetap hati-hati dan menjalankan protokol kesehatan (prokes) dengan baik dan ketat selama Ramadan dan Lebaran tahun ini.
“Penyebabnya, banyak yang belum diketahui dengan virus ini, sedangkan Negara lain masih mencatatkan kasus tinggi. Korea Selatan [contohnya] kasus hariannya masih ratusan ribu, jadi tetap hati-hati dan waspada serta tidak sombong serta jumawa,” tutur Budi.