Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa putri Presiden Rusia Vladimir Putin, Katerina Vladimirovna Tikhonova dan Maria Vladimirovna Vorontsova dikenai sanksi berupa pemblokiran aset keuangan dan properti yang dimiliki mereka di luar negeri.
Pemerintah AS menyatakan kedua putri itu telah tumbuh dewasa dan turut berpengaruh pada lingkaran dalam Kremlin.
Siapa kedua putri Putin?
Pengumuman itu menggambarkan Tikhonova sebagai "seorang eksekutif perusahaan teknologi yang pekerjaannya mendukung Pemerintah Rusia dan industri pertahanan.
Sedangkan saudara perempuannya, Vorontsova memimpin program yang didanai negara yang telah menerima miliaran dolar dari Kremlin untuk penelitian genetika dan secara pribadi diawasi oleh Putin.
Ketika ditanya mengapa AS menargetkan putri-putri Putin, seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan AS dapat mengendalikan beberapa aset ayah mereka seperti dikutip BBC.com, Kamis (7/4/2022).
Baca Juga
"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa Putin dan banyak kroninya serta oligarki menyembunyikan kekayaan mereka. Mereka beserta anggota keluarga menempatkan aset dan kekayaan mereka di sistem keuangan AS dan sejumlah negara lainnya," kata pejabat itu seperti dikutip BBC.com, Kamis (7/4/2022).
"Kami percaya bahwa banyak aset Putin disembunyikan dengan anggota keluarga, dan itulah mengapa kami menargetkan mereka," katanya.
Sanksi AS yang diumumkan oleh Gedung Putih meliputi salah satunya melarang investasi baru di Rusia bagi pengusaha AS. Selain itu ada sanksi keuangan yang berat terhadap bank swasta terbesar di Rusia, Alfa Bank dan lembaga keuangan terbesarnya, Sberbank.
Sementara itu, Inggris telah mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap delapan oligarki dan bank Rusia, termasuk bank terbesar di negara itu, Sberbank, dan Credit Bank of Moscow.
Putri Presiden Rusia Vladimir Putin, Maria Vladimirovna Vorontsova dikenai sanksi berupa pemblokiran aset keuangan dan propertinya oleh Amerika Serikat (AS)./Istimewa
Uni Eropa juga akan melakukan pengurangan impor batu bara Rusia sebagai bentuk kekhawatiran atas perang Rusia-Ukraina.
Hukuman berupa sanksi itu dijatuhkan setelah pengungkapan kekejaman baru oleh pasukan Rusia di Ukraina, termasuk foto-foto mayat warga sipil yang tersebar di jalan-jalan Bucha, dekat Ibu Kota Kyiv.
Akan tetapi Rusia mengatakan, tanpa bukti, foto-foto itu dibuat oleh pejabat Kyiv.
Meskipun citra satelit menunjukkan warga sipil tewas ketika Rusia menguasai Bucha, Putin pada Rabu menggambarkan peristiwa itu sebagai "provokasi kasar dan sinis oleh rezim Kyiv.
Mengacu pada pembunuhan Bucha, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwaa tidak ada alasan untuk tidak menyebut telah terjadi kejahatan perang yang sangat kejam.
"Negara-negara yang bertanggung jawab harus bersatu untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku ini," tambah Biden.