Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Indonesia cenderung lebih memilih investor asing dari negara Timur Tengah untuk menanamkan modal di dalam negeri.
Di sisi lain, hanya satu dari tiga warga Indonesia setuju investor asal China menjadi pengendali di perusahaan besar nasional. Hal ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi Beijing untuk meningkatkan citranya di seluruh Asia Tenggara.
Dilansir Bloomberg, lembaga Lowy Institute yang berbasis di Australia menggelar jajak pendapat terhadap responden mengenai berbagai topik, termasuk apakah mereka akan menyukai perusahaan, bank, atau dana investasi dari delapan negara tertentu yang membeli saham mayoritas di perusahaan besar Indonesia.
Jajak pendapat dengan titel “Indonesia Polls 2021” ini menunjukkan mayoritas responden lebih memilih investor dari Arab Saudi dengan 57 persen, disusul oleh investor AS dengan 42 persen, dan China dengan 30 persen.
Meskipun tingkat kepercayaan warga Indonesia terhadap AS dan China jatuh, survei menunjukkan lebih banyak hal negatif yang ditujukan ke China. Lebih banyak responden melihat AS lebih penting bagi perekonomian Indonesia daripada China. Mayoritas mengatakan bahwa negara pemerintah harus bergabung dengan negara lain untuk membatasi pengaruh China.
“China menempati peringkat yang kurang baik dibandingkan AS dalam berbagai indikator, dari kepemimpinan militer dan ekonomi, serta pengaruh dan masalah keamanan, hingga tolok ukur 'kekuatan lunak' seperti tujuan pendidikan dan pekerjaan,” tulis Lowy ringkasan jajak pendapat, dikutip Bloomberg, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga
Survei tersebut dilakukan saat Indonesia beralih ke investor Timur Tengah dan China untuk membiayai pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan. Sebelumnya, pendiri SoftBank Group Corp. Masayoshi Son menarik diri dari proyek tersebut.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Panjaitan sebelumnya mengatakan bahwa sejumlah investor asing telah menyatakan minatnya terhadap proyek di IKN, termasuk dari Arab Saudi dan Abu Dhabi dalam kemitraan dengan investor China.
“Warga Indonesia tampaknya sangat menjunjung tinggi negara-negara Islam,” tulis laporan survei tersebut.
Jajak pendapat ini mensurvei 3.000 warga Indonesia. Arab Saudi menduduki puncak dalam hal persepsi tentang negara dan wilayah.
Setelah Presiden Joko Widodo, dua pemimpin berikutnya yang paling menginspirasi di antara responden adalah Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sebesar 57 persen, dan Putra Mahkota Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed sebesar 52 persen.
Presiden AS Joe Biden dengan 44 persen mengungguli pemimpin China Xi Jinping dan Kim Jong Un dari Korea Utara, keduanya memiliki kepercayaan sekitar 30 persen dari warga Indonesia.
“Di tengah pembicaraan tentang perubahan Islam dalam kebijakan luar negeri Indonesia, dan meningkatnya konservatisme agama di dalam negeri, lebih banyak orang Indonesia yang mengungkapkan kepercayaan kepada para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab daripada pemimpin asing lainnya,” kata survei tersebut.
Survei juga menunjukkan bahwa warga Indonesia semakin tidak percaya pada negara-negara besar selama dekade terakhir. Sementara itu, 56 persen responden memercayai AS, turun 16 poin persentase dibandingkan satu dekade lalu. Kepercayaan di China turun lebih jauh menjadi 42 persen pada periode tersebut.