Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan 2022 pada Jumat (1/4) sore ini. Metode yang digunakan adalah rukyatul hilal atau pemantauan bulan.
Dikutip dari situs muhammadiyah.or.id, perubahan dari penampakan bulan menjadi acuan dalam penanggalan kalender Kamariah. Penampakan hilal atau bulan sabit yang paling tipis menjadi tanda bulan baru telah masuk.
“Dalam praktiknya, kerap terjadi perbedaan awal bulan terutama Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Hal tersebut disebabkan perbedaan kriteria teknik pelaksanaan metodenya,” tulis Muhammadiyah, dikutip Jumat (1/4/2022).
Salah satunya adalah metode rukyatul hilal yang akan digunakan pemerintah dalam menentukan bulan baru dalam Kamariah. Rukyat sendiri adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Kamariah.
Dengan kata lain, rukyat hanya dilakukan manakala telah terjadi konjungsi bulan-matahari. Pada saat matahari terbenam, hilal telah berada di atas ufuk dan dalam posisi dapat terlihat.
Jika pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat, entah faktor cuaca atau memang hilal belum tampak, maka bulan kamariah digenapkan jadi 30 hari. Metode ini biasanya dilakukan menjelang hari-hari besar umat Islam seperti awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Akan tetapi, kekurangan rukyat adalah umat Islam tidak mungkin bisa membuat kalender. Metode ini tidak dapat meramal tanggal jauh ke depan karena tanggal baru bisa diketahui pada h-1 atau hari ke-29.
“Selain itu, jangkauan rukyat sangat terbatas sehingga memaksa umat Islam untuk berbeda memulai awal bulan Kamariah termasuk bulan-bulan ibadah, bahkan menyisakan problem dalam pelaksanaan puasa Arafah."
Diberitakan sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib, menjelaskan bahwa sidang Isbat akan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.
Secara hisab, kata Adib, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada Jumat, 1 April 2022 M atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H sekitar pukul 13.24 WIB.
“Pada hari rukyat, 29 Syakban 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit," kata Adib di Jakarta, Jumat (25/3/2022).
Lantas kapan awal Ramadan 1443 H? Adib mengatakan masih menunggu hasil rukyatul (pemantauan) hilal.
“Kemenag telah menetapkan 101 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia. Rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerjasama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain, di daerah setempat,” terang Adib.
Hasil rukyatul hilal yang dilakukan ini, imbuhnya, akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H.