Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas penerbangan China mengatakan36 jam setelah jet China Eastern Airlines jatuh ke lereng gunung, tidak ditemukan korban selamat.
Saat kejadian pada Senin (21/3/2022) sore, pesawat produk pabrikan Boeing itu mengangkut 132 orang di dalamnya.
"Hingga saat ini, pencarian dan penyelamatan belum menemukan korban selamat," kata Zhu Tao, Direktur Keselamatan Penerbangan di Administrasi Penerbangan Sipil China, kepada wartawan dikutip dari Channelnewsasia.com, Rabu (23/3/2022).
Dia menambahkan bahwa fokus sekarang adalah pada pencarian perekam penerbangan.
"Jet itu rusak parah selama kecelakaan itu, dan penyelidikan akan menghadapi tingkat kesulitan yang sangat tinggi," kata Zhu pada pengarahan pemerintah tentang bencana itu.
“Mengingat informasi yang tersedia saat ini, kami masih belum memiliki penilaian yang jelas tentang penyebab kecelakaan itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa pesawat tidak merespons panggilan berulang dari pengontrol udara selama penurunan cepat.
Baca Juga
Tim penyelamat menyisir lereng gunung yang berhutan lebat di Cina selatan pada hari Selasa (22/3/2022), menggunakan sekop dan obor berburu korban dan perekam penerbangan.
Sekitar 600 tentara, petugas pemadam kebakaran dan polisi berbaris ke lokasi kecelakaan, sepetak sekitar 1 km persegi di lokasi yang dikelilingi oleh pegunungan di tiga sisi, setelah ekskavator membersihkan jalan, kata televisi pemerintah.
Pencarian perekam, atau "kotak hitam" dari Boeing 737-800 yang terlibat dalam kecelakaan pertama pesawat jet komersial China sejak 2010, akan dilakukan secara grid-by-grid, mungkin sepanjang malam.
Polisi mendirikan pos pemeriksaan di desa Lu, saat mendekati lokasi, dan melarang wartawan masuk. Beberapa orang berkumpul untuk upacara Buddhis kecil di dekatnya untuk berdoa bagi para korban.
Menyoroti keprihatinan tingkat atas, Wakil Perdana Menteri Liu He pergi ke Guangxi pada Senin (21/3/2022) malam untuk mengawasi operasi pencarian dan penyelamatan.