Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta masih menantikan negaranya diizinkan menjadi anggota Asean meski harus menunggu hingga dua atau tiga tahun lagi.
Menurutnya, Timor Leste berhak mendapatkan keanggotaan Asean karena kedekatan secara geografis yang berada di Asia Tenggara.
"Jadi kami pada dasarnya sekarang menunggu tanggalnya. Bisa 2022, 2023, atau 2024," kata Horta dalam perbincangan bersama mantan Duta Besar AS untuk RI Dino Patti Djalal yang sekarang pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Kamis (17/3/2022).
Timor Leste, katanya, tidak seperti negara lain yang juga ingin ikut bergabung dengan Asean seperti Sri Lanka, Bangladesh dan Papua Nugini yang sudah bergabung dengan organisasi regional lain.
"Artinya kami memenuhi semua persyaratan. Namun, ini memang tidak cukup. Kami tahu beban dan tanggung jawab pertemuan dengan menjadi anggota Asean. Dari hitungan saya, ada 800 - 1.000 pertemuan per tahun," paparnya.
Perlu diketahui, Timor Leste secara resmi telah mengajukan aplikasi kepada Asean pada 2011, hampir satu dekade setelah negara itu memperoleh status merdeka.
Baca Juga
Meskipun membutuhkan waktu yang sangat panjang, sudah ada banyak kemajuan yang dicapai oleh Timor Leste dengan ratusan delegasi Asean yang melakukan misi penilaian kepada negara pecahan Indonesia ini.
Sebelumnya, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memberikan dukungannya kepada Timor Leste agar diterima menjadi anggota Asean dalam Asean Summit pada Oktober tahun lalu.
Dia menyerukan kepada seluruh anggota Asean untuk memahami kerja keras yang sudah dilakukan Timor Leste.
"Sudah lama Timor Leste siap bergabung bersama Asean dengan membuka setiap kedutaan besar di negara Asean, tetapi kebanyakan anggota Asean tidak melihat kerja keras yang sudah dilakukan Timor Leste," katanya.
Horta menjabat sebagai presiden pada 2008 - 2012. Dia memperoleh Penghargaan Nobel Perdamaian pada 1996.
Horta kembali mencalonkan diri sebagai presiden setelah mendapat dukungan dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Leste (CRNT) yang dipimpin mantan presiden Xanana Gusmao.
Pemilihan presiden akan dilaksanakan pada Sabtu besok dengan sekitar 860.000 pemilih terdaftar. Adapun kandidat lain di antaranya adalah presiden inkumben Francisco Gutteres dan mantan pendeta Katolik Martinho Germano da Silva Gusmao.