Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak-Anak Rusia Diintimidasi, Akibat Perang Rusia Ukraina

Save the Children mencatatkan adanya intimidasi berbasis fanatisme tentang cara membahas perang di Ukraina, tanpa mempermalukan siswa Rusia.
Situasi lingkungan yang hancur terkena rudal pasukan Ukraina di Kharkiv, Ukraina/The Moscow Times
Situasi lingkungan yang hancur terkena rudal pasukan Ukraina di Kharkiv, Ukraina/The Moscow Times

Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM), Save the Children, telah mengecam intimidasi terhadap anak-anak Rusia. Mereka telah menjadi sasaran pelecehan di sekolah dan online karena kebencian yang ditimbulkan terhadap kewarganegaraan mereka selama serangan militer Moskow di Ukraina.

“Penindasan menjadi sangat parah sehingga anak-anak asal Rusia di Denmark takut diturunkan ke sekolah di pagi hari,” kata penasihat senior Save the Children Jon Kristian Lange kepada penyiar Denmark TV2 pada Selasa (15/3/2022). 

Anak-anak “mengaku sakit perut” dengan harapan mereka tidak harus pergi ke sekolah, berdasarkan laporan dari beberapa orang tua yang prihatin.

Lange mengatakan, diskriminasi tersebut serupa dengan hal yang dihadapi oleh anak-anak keturunan Asia setelah virus Covid-19 dinyatakan berasal dari China.

Save the Children telah menghubungi sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran akan intimidasi berbasis fanatisme terbaru dan memberikan saran tentang cara membahas perang di Ukraina tanpa mempermalukan siswa Rusia.

TV2 menunjukkan contoh, seperti seorang gadis Rusia yang dituduh sebagai mata-mata atau “teman Putin” di Bankagerskolen di Horsens, Denmark. Pejabat sekolah mengatakan kepada TV2 bahwa mereka bekerja untuk mencegah pelecehan tersebut. 

“Kami menanggapinya dengan sangat serius,” ucap Vibeke Stensgaard, supervisor di Bankagerskolen. “Kami berbicara dengan orang tua dan anak dan menarik perhatian di semua kelas. Kami bekerja setiap hari untuk menciptakan komunitas yang aman.”

Lange, yang berbasis di Kopenhagen Denmark, mengatakan bahwa intimidasi seringkali diakibatkan oleh cara orang tua berbicara di rumah tentang perang dan pasukan Rusia. Selain itu, kebencian online terhadap orang Rusia dengan cepat menyebar ke lingkungan sekolah. 

“Kami harus berhati-hati karena apa yang kami katakan dibawa ke sekolah,” katanya, seraya menambahkan bahwa banyak anak Rusia pergi ke sekolah dengan khawatir tidak ada yang mau bermain bersama mereka.

Isu bullying hanya contoh terbaru dari meningkatnya sentimen anti-Rusia yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina. Sebelumnya, kecaman telah dipicu sebagian oleh pejabat publik, seperti Perwakilan Amerika Serikat (AS) Eric Swalwell (D-California), yang menyarankan untuk mengeluarkan semua pelajar Rusia yang belajar di perguruan tinggi AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper