Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Ukraina: Amerika Mau Tegur Rusia, Ini Penyebabnya

Para pembuat kebijakan di Amerika Serikat berencana untuk memberikan teguran dan sanksi energi terhadap Rusia, atas perang dengan Ukraina.
Asap dan api terlihat di Kyiv saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). REUTERS/Gleb Garanich
Asap dan api terlihat di Kyiv saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). REUTERS/Gleb Garanich

Bisnis.com, JAKARTA - Perang Rusia Ukraina telah menyebabkan harga minyak dunia terus memanah mendekati US$ 120 per barel. Amerika Serikat mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi energi bagi Rusia atas serangan ke Ukraina.

Para pembuat kebijakan di AS memiliki perbedaaan pendapat mengenai penjatuhan sanksi energi terhadap Rusia. Gedung Putih pada Kamis (3/3/22) dengan tegas menolak ide untuk menjatuhkan sanksi terhadap ekspor minyak Rusia karena akan semakin menaikkan harga minyak dan bahan bakar di AS. 

Adapun pembuat kebijakan lainnya terus mendorong penjatuhan sanksi, termasuk di antaranya Nancy Pelosi, Ketua Dewan Perwakilan AS. Sementara itu juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa impor minyak dari Rusia hanya 10 persen dari total impor minyak AS.

Namun, posisi Gedung Putih berubah terkait sanksi minyak Rusia pada Jumat (04/03/2022). Pemerintahan Joe Biden menyatakan tengah sedang mencari opsi untuk memotong impor minyak Rusia dan mempertimbangkan tindakan yang mungkin dilakukan untuk meminimalkan dampak pada pasokan global dan dampak pada konsumen. 

“Kami mempertimbangkan sejumlah opsi. Namun, yang paling penting adalah kami menjaga suplai energi global yang stabil,” kata Kepala Penasihat Ekonomi Gedung Putih Cecilia Rouse, dalam keterangan resminya, Sabtu (05/03/2022).

Harga minyak jenis West Texas Intermediate naik US$ 8,01 menjadi US$ 115,7 per barel sedangkan harga minyak Brent naik US$ 7,65 menjadi US$ 118,1 per barel, pada Jumat (4/3/2022) atau Sabtu pagi waktu Indonesia.

Berdasarkan data Energi Information Administration (EIA), AS mengimpor 12,5 juta barel (405 barel per hari) minyak mentah dan produk minyak mentah dari Rusia pada Desember 2021.

Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi sentimen serangan pasukan Rusia ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa. Kebakaran di gedung pelatihan berhasil dipadamkan dan para pejabat mengatakan fasilitas itu sekarang aman.

Minyak mentah berjangka telah melonjak lebih dari 20 persen sejak AS dan Uni Eropa menjatuhkan berbagai sanksi kepada Rusia menyusul invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Penjualan minyak Rusia telah terganggu, dengan penjual merasa sangat sulit untuk membuat kesepakatan bahkan ketika mereka menawarkan diskon besar-besaran untuk patokan minyak mentah Brent.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper