Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) merancang tiga model revitalisasi bahasa daerah sebagai upaya proteksi dan pengembangan pada masa mendatang.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan bahwa pada tahun ini pihaknya menyasar 38 bahasa daerah yang tersebae di 12 provinsi dalam program revitalisasi tersebut.
"Kita merancang model revitalisasi yang tidak seragam, artinya tergantung kepada bahasanya sendiri. Kita punya spektrum Model A, B, dan C,"katanya dalam sebuah webinar, dikutip dari YouTube Kemendikbud RI, Selasa (22/2/2022).
Model A, kata Nadiem, bahasa daerah masih kuat dan kental digunakan masyarakat sehingga pendekatan dilakukan dalam pembelajaran di sekolah melalui muatan lokal hingga ekstrakurikuler.
Kemudian Model B, bahsasa daerah termasuk rentan tetapi masih cukup banyak dituturkan masyarakat.
Pendekatan yang dilakukan dalam model ini adalah bukan hanya di sekolah tetapi juga lewat komunitas-komunitas di daerah.
Baca Juga
Sementara itu, Model C adalah bahasa daerah dengan kondisi rentan punah karena penuturnya sudah sangat sedikit.
"Pendekatan yang dilakukan melalui komunitas dan juga pembelajaran dengan menunjuk dua atau lebih keluarga sebagai model tempat belajar," katanya.
Nadiem berharap, progran revitalisasi bahasa daerah ini berjalan baik dan puncaknya akan dirayakan di tingkat nasional melalui Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).