Bisnis.com, JAKARTA--Kepala polisi Ottawa mengumumkan pengunduran dirinya secara terbuka setelah menghadapi kecaman luas selama berhari-hari atas penanganan anggotanya terhadap aksi protes pengemudi truk anti-pemerintah di ibu kota Kanada.
Peter Sloly pada Selasa sore mengkonfirmasi laporan sebelumnya bahwa dia telah mengundurkan diri sebagai kepala Dinas Kepolisian Ottawa. Pernyataan itu disampaikannya lewat sebuah pernyataan yang diposting di Twitter bahwa dia membuat keputusan dengan "berat hati".
“Sejak awal demonstrasi ini, saya telah melakukan segala yang mungkin untuk menjaga kota ini tetap aman dan mengakhiri krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak terduga ini,” katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (16/2/2022).
Dia menambahkan bahwa polisi telah memperoleh sumber daya dan alat penegakan hukum baru. “Saya yakin Layanan Polisi Ottawa sekarang berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pendudukan ini.
Sloly mendapat kecaman luas karena polisi Ottawa gagal membubarkan sekelompok besar pengemudi truk Kanada dan pendukung mereka. Mereka berkumpul di kota itu akhir bulan lalu untuk memprotes persyaratan vaksinasi wajib di perbatasan darat Kanada-AS.
Sejak itu, apa yang disebut peserta “Konvoi Kebebasan” telah mendirikan blokade di beberapa penyeberangan perbatasan, sementara sebuah kelompok mempertahankan apa yang digambarkan penduduk sebagai “pendudukan” inti pusat kota Ottawa.
Baca Juga
Penduduk Ottawa mencela para demonstran karena memarkir kendaraan mereka di jalan-jalan perumahan, melecehkan dan mengancam penduduk setempat. Mereka juga membunyikan klakson dan menyalakan kembang api sepanjang malam. Banyak juga yang mempertanyakan mengapa polisi gagal membubarkan konvoi.
.Layanan Polisi Ottawa (OPS) awalnya mengatakan bahwa meskipun biaya pengamanan konvoi diperkirakan lebih dari 800.000 dolar Kanada (US$628.000) per hari, namun polisi telah menghindari tiket dan kendaraan penarik agar tidak memicu konfrontasi dengan demonstran.