Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omicron Picu Lonjakan Kasus, Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Covid-19?

Menkes Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti mengenai potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Salah satu pemicunya adalah penyebaran varian Omicron.
Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Tugas (Satgas) Penananganan Covid-19 mencatat kasus adanya lonjakan kasus Covid-19 dalam dua hari terakhir. Pada Rabu lalu, kasus tembus di angka 404. Sementara Kamis terjadi lonjakan bahkan mnyentuh angka 533 kasus dalam sehari.

Alhasil, kasus aktif Covid-19 pada 6 Januari naik 317 orang, sehingga totalnya menjadi 5.195 orang. Satgas juga mencatat sebanyak 5.088 orang kini berstatus suspek.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kenaikan kasus harian tertinggi yaitu 267 kasus, diikuti Kepulauan Riau 123, Jawa Timur 25, Jawa Barat 24, dan Banten 21 kasus.

Dalam catatan Bisnis, lonjakan kasus di DKI tersebut umumnya dibawa oleh para pelaku perjalanan luar negeri yang baru saja pulang dari liburan natal dan tahun baru.

Lazimnya, para pelancong yang sebenarnya sudah diimbau pemerintah supaya tidak bepergian ke luar negeri itu, terinfeksi varian Omicron.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan Indonesia masih bisa mengalami gelombang ketiga Covid-19 seiring dengan kehadiran varian Omicron.

Budi menjelaskan gelombang ketiga Covid-19 sudah banyak terjadi di berbagai negara di Eropa hingga Afrika.

“Ada Afrika Selatan, Inggris, Norwegia, Amerika Serikat. Dari sisi jumlah kasus kita melihat demikian,” ujar Budi dalam talkshow salah satu televisi swasta, dikutip Jumat (7/1/2021).

Budi mengatakan, karakter varian Omicron sangat cepat menyebar dibanding varian Delta. Hal ini juga mempengaruhi grafik puncak pandemi.

“Sejak masuk Omicron, saya lihat cepat masuknya. Jika Delta range-nya 3 bulanan tapi Omicron sekitar 1 bulanan,” ucap Budi.

Selain itu, dia pun membandingkan tingkat hospitalisasi antara Omicron dengan Delta. “Dari 100 orang yang kena Delta, 20 orang masuk rumah sakit. Sedangkan Omicron dari 100 yang kena antar 6-10 yang masuk rumah sakit,” jelasnya.

Meski jumlah penularannya bakal naik, Budi meminta masyarakat tidak khawatir. “Kita jangan paranoid. Kita lihat yang masuk ke rumah sakit. Karena di negara lain 30-50 persen dibanding Delta,” ujar Budi.

Selain itu, kabar baiknya juga, menurut Budi, tingkat vaksinasi masyarakat Indonesia cukup tinggi. Kemudian, obat virus Covid-19 sudah disetujui oleh FDI, Molnupiravir dan Paxlovid.

“Dua-duanya diberikan kepada orang yang baru terkena baik ada gejala maupun tidak ada gejala. Dia bisa mengurangi secara signifikan,” pungkas Budi.

Sebelumnya, hingga Selasa (4/1/2022), Indonesia mencatatkan penambahan 92 kasus baru Covid-19 akibat penularan varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron. Sehingga, total kasus Covid-19 dari penularan varian Omicron menjadi 254, terhitung sejak diumumkan pertama kali oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper