Bisnis.com, JAKARTA - Inggris melaporkan rekor prevalensi Covid-19 untuk seminggu terakhir tahun 2021 dengan 1 dari 15 orang terinfeksi yang disebut Perdana Menteri Boris Johnson sebagai peningkatan tercepat yang pernah ada.
Meningkatnya jumlah kasus telah memberikan tekanan besar pada layanan publik seperti rumah sakit di Inggris. Fasilitas itu menghadapi kekurangan staf dan meningkatnya jumlah pasien masuk.
Meskipun demikian, Johnson menolak memberlakukan tindakan penguncian yang ketat di Inggris. Sebagai gantinya, dia mendorong peningkatan booster dan kewaspadaan di antara populasi akan cukup untuk membatasi gelombang infeksi terbaru. Padahal, varian Omicron yang sangat mudah menular telah muncul.
Lebih dari 220.000 kasus Covid-19 tercatat pada satu hari dalam seminggu terakhir, sementara penyediaan layanan dan kapasitas pengujian semakin tertekan.
"Kami mengalami pertumbuhan tercepat dalam kasus Covid yang pernah kami ketahui," kata Johnson kepada anggota parlemen seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (6/1/2022)
Johnson mengatakan bahwa tingkat kasus sekarang meningkat pesat di antara kelompok usia lebih tua dan lebih rentan, termasuk dua kali lipat setiap minggu di antara mereka yang berusia di atas 60 tahun. Hal itu, katanya, akan terus meningkatkan tekanan pada NHS (layanan kesehatan).
Di Inggris, perkiraan prevalensi Covid-19 adalah satu dari 15 untuk sepekan yang berakhir 31 Desember atau lebih dari 6 persen dari populasi dan naik dari perkiraan satu dari 25 untuk minggu sebelumnya, kata Kantor Statistik Nasional.
Rekor prevalensi juga terjadi di di Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara, yang pemerintahnya mengikuti kebijakan mereka sendiri dalam memerangi pandemi dan umumnya memiliki tindakan yang lebih ketat. Skotlandia dan Wales menunjukkan prevalensi satu dari 20 dan Irlandia Utara satu dari 25.
Secara keseluruhan, diperkirakan hampir 3,75 juta orang terinfeksi di seluruh Inggris. Sedangkan Korban tewas akibat pandemi ini hampir 150.000 orang.
Sementara itu, varian Omicron memiliki dampak terbesar di London, di mana 1 dari 10 orang dinyatakan positif.