Bisnis.com, JAKARTA--India melaporkan lebih dari 27.000 kasus baru Covid-19 pada hari ini setelah infeksi meningkat tajam selama lima hari berturut-turut meskipun pejabat New Delhi mengatakan tidak perlu panik dengan alasan rendahnya angka rawat inap tarif.
Kota-kota terbesar di negara itu, termasuk Delhi dan ibu kota keuangan Mumbai, mengalami lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini, termasuk dari varian Omicron yang telah memicu gelombang infeksi baru di bagian lain dunia.
Meskipun jumlah kasus aktif di Delhi meningkat tiga kali lipat hanya dalam tiga hari terakhir, namun Menteri Utama New Delhi, Arvind Kejriwal mengatakan bahwa rawat inap tidak meningkat.
"Ini berarti bahwa kebanyakan orang yang terjangkit Covid-19 tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. ..itu adalah kasus ringan," kata Kejriwal dalam briefing online.
"Kasus meningkat tetapi tidak ada alasan untuk khawatir. Tidak perlu panik," katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (2/1/2021).
Delhi termasuk di antara kota-kota yang paling terpukul selama gelombang kedua pandemi di India tahun lalu. Rumah sakit kehabisan tempat tidur sebagaimana juga oksigen sehingga membuat pasien terancam tak tertolong.
India mencatat total 34,88 juta infeksi Covid-19, dengan 27.553 kasus baru dalam 24 jam terakhir, menurut data Kementerian Kesehatan pada hari ini. Sedangkan total korban tewas di negara itu mencapai 481.770 orang.
Sedangkan otoritas pemerintah lokal di kota Mumbai mengatakan ribuan orang melakukan tes antigen cepat Covid-19 di rumah.
"Kami memperhatikan bahwa orang-orang melakukan karantina sendiri jika mereka dites positif dan pada saat yang sama banyak juga mencari bantaun dari pusat isolasi yang dikelola pemerintah jika mereka menemukan lebih sedikit ruang di rumah untuk karantina," kata Srikant Deshmukh, seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan.