Bisnis.com, JAKARTA – IKEA akan menaikkan harga produknya mulai tahun ini akibat disrupsi suplai dan transportasi.
Pengumuman itu disampaikan seiring dengan pandemi yang memicu kelangkaan dan hambatan pengiriman sehingga memacu inflasi dan menekan ekonomi dunia.
“Sama seperti semua industri, IKEA saat ini menghadapi hambatan signifikan dari transportasi dan kelangkaan material yang mengakibatkan naiknya biaya operasional,” tulis Ingka Group, induk IKEA yang menguasai 90 persen saham IKEA, dikutip dari CNA, Sabtu (1/1/2022).
Kenaikan biaya operasional, yang dirasakan di Amerika Utara dan Eropa, saat ini harus dirasakan langsung oleh konsumen.
“Rata-rata kenaikan di Ingka Group sekitar 9 persen secara global, dengan variasi yang bergantung pada kondisi negara, merefleksikan tekanan inflasi lokal, termasuk isu komoditas dan rantai pasok,” kata perusahaan asal Swedia ini.
Berdasarkan perhitungan perusahaan, pemilik waralaba IKEA Inter IKEA Group harus membayar beban operasional senilai US$283 juta) selama tahun lalu akibat tekanan logistik. Kondisi ini diperburuk oleh pulihnya permintaan yang signifikan setelah fase pertama pandemi.
Sementara itu, toko IKEA di Singapura dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan berbeda yakni Ikano Retail. Perusahaan ini juga mengelola IKEA di Malaysia, Thailand, Filipina, dan Meksiko.
Manajer penjualan IKEA Singapura Tariq Oumarkatar mengatakan rata-rata kenaikan harga di IKEA Singapura sekitar sepertiga dari rata-rata kenaikan harga di toko-toko yang dioperasikan oleh Ingka Group.