Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Presiden PKS Resmikan Sekolah untuk Petani, Peternak, dan Nelayan

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebut Sekolah Petani, Peternak, dan Nelayan atau ST2N diinisiasi sebagai sarana pendidikan agar anak muda semakin berdaya dan berdikari.
Feni Freycinetia Fitriani
Feni Freycinetia Fitriani - Bisnis.com 28 Desember 2021  |  18:16 WIB
Presiden PKS Resmikan Sekolah untuk Petani, Peternak, dan Nelayan
Presiden PKS Ahmad Syaikhu meresmikan Sekolah Sekolah Tani, Ternak, Nelayan (ST2N) PKS di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah pada Selasa (28/12 - 2021).

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden PKS Ahmad Syaikhu meresmikan Sekolah Sekolah Tani, Ternak, Nelayan (ST2N) PKS di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah pada Selasa (28/12/2021).

Syaikhu menyebut Sekolah untuk Petani, Peternak, dan Nelayan ini diinisiasi sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi para petani, peternak, dan nelayan agar semakin berdaya dan berdikari.

"Sekolah Tani, Ternak, dan Nelayan diharapkan mampu menjadi faktor pengungkit dan Laboratorium kebangkitan ekonomi nasional," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (28/12/2021).

Dia mengatakan peluncuran Sekolah Tani, Ternak, dan Nelayan ini adalah jawaban atas regenerasi atas ancaman mandeknya regenerasi tiga profesi tersebut di Indonesia.

Apalagi, kata Syaikhu, anak muda yang terjun ke bidang pertanian jumlahnya hanya 2,7 juta. Jika tidak dilakukan regenerasi, dia khawatir profesi petani, peternak dan nelayan akan lenyap dari Nusantara.

Data LIPI menunjukkan bahwa diperkirakan 2065 petani Indonesia akan hilang. Petani muda kita hanya 8 persen yang berusia 20-30 tahun. Sementara 33,4 juta petani berusia diatas 50 tahun.

"Pemuda tampak semakin tidak tertarik dengan sektor pertanian peternakan karena dipersepsikan tidak memberikan harapan dan kesejahteraan yang memadai bagi mereka. Ini tidak bisa berjalan jika kebijakan pemerintah pusat tidak berpihak ke petani," katanya.

Syaikhu menyebut pekerjaan rumah besar bangsa ini adalah memberikan kesejahteraan bagi rakyat, khususnya kalangan petani, peternak, dan nelayan.

Padahal, papar dia, kebutuhan akan pangan berupa terus meningkat dan saat ini sebagian masih mengandalkan impor.

Syaikhu memeberi contoh hampir 60 persen kebutuhan nasional berasal dari impor. Produksi petani semakin jauh tertinggal dan harganya saat panen juga terjun bebas.

"Terlebih pada saat pandemi Covid-19, sektor pertanian berperan besar menyelematkan perekonomian Indonesia. Data BPS menunjukkan sepanjang 2020, jumlah pekerja sektor pangan terus bertumbuh," ucapnya.

Dia melanjutkan sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja hampir 30 persen. Selama pandemi, ada sekitar 3 juta petani baru. Namun, dia menilai kesejahteraan petani lokal kita masih jauh dari harapan.

Syaikhu menyebut kehadiran anak-anak muda mewarnai sektor pertanian Indonesia sangat diharapkan. Berbekal ide cemerlang, kreativitas, dan inovasi petani muda, dia yakin pertanian Indonesia berpotensi akan semakin maju dan berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pks petani nelayan
Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Artikel Terkait



Berita Terkini

Terpopuler

Banner E-paper
back to top To top