Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Omicron Merebak, 42 Kasus Ditemukan di 10 Negara Eropa

Sebanyak 42 kasus Covid-19 varian Omicron telah dikonfirmasi di 10 negara Uni Eropa pada Selasa (30/11/2021).
Pemerintah Austria menerapkan lockdown total untuk mengurangi laju gelombang keempat Covid-19/BBC
Pemerintah Austria menerapkan lockdown total untuk mengurangi laju gelombang keempat Covid-19/BBC

Bisnis.com, JAKARTA - Kemunculan virus Corona varian Omicron telah menimbulkan kekhawatiran bagi dunia. Jumlah negara yang mengonfirmasi kasus Omicron terus bertambah, termasuk di Eropa.

Sebanyak 42 kasus Covid-19 varian Omicron telah dikonfirmasi di 10 negara Uni Eropa, seperti diungkapkan oleh kepala badan kesehatan masyarakat Uni Eropa, Selasa (30/11).

Andrea Ammo, pimpinan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan oleh Slovenia yang menjabat kursi kepresidenan Uni Eropa, menyatakan bahwa otoritas di Uni Eropa terus menganalisis enam kasus potensial lainnya.

Dia mengatakan kasus-kasus terkonfirmasi itu merupakan gejala ringan atau tanpa gejala, meski terjadi pada kelompok usia yang lebih muda.

"Untuk evaluasi tentang apakah [Omicron] dapat lolos dari kekebalan, kami masih harus menunggu sampai dilakukan pemeriksaan di laboratorium dengan menggunakan serum dari penyintas. Diperkirakan hasil pemeriksaan diperoleh dalam beberapa pekan," ujarnya.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan dunia bahwa virus Corona varian Omicron kemungkinan akan menyebar secara internasional dan menimbulkan risiko global yang sangat tinggi dari lonjakan infeksi dan dapat memiliki konsekuensi parah di beberapa wilayah.

"Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensialnya pada lintasan pandemi. Risiko global secara keseluruhan terkait dengan varian baru ... dinilai sangat tinggi," kata WHO pada Senin (29/11/2021).

WHO mendesak 194 negara anggotanya untuk mempercepat vaksinasi kelompok prioritas tinggi guna mengantisipasi peningkatan jumlah kasus. Hingga saat ini, tidak ada laporan kematian terkait varian Omicron, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai kemampuan Omicron bertahan dari perlindungan vaksin dan infeksi sebelumnya.

"Meningkatnya kasus, terlepas dari perubahan tingkat keparahan, dapat menimbulkan tuntutan besar pada sistem perawatan kesehatan dan dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Dampaknya pada populasi yang rentan akan sangat besar, terutama di negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah," kata WHO.

WHO, dalam panduan terbarunya, menegaskan kembali bahwa negara-negara harus menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional secara tepat waktu.

“Munculnya beberapa mutasi lonjakan protein dalam domain pengikatan reseptor menunjukkan bahwa Omicron sepertinya memiliki kemungkinan tinggi untuk lolos dari kekebalan dari perlindungan yang dimediasi antibodi. Namun, potensi untuk menghindar dari kekebalan yang dimediasi sel lebih sulit diprediksi,” menurut panduan WHO.

"Secara keseluruhan, ada ketidakpastian yang cukup tinggi dalam menentukan besarnya potensi Omicron melawan kekebalan," imbuh WHO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper