Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 dirancang secara responsif, antisipatif dan fleksibel.
Hal itu dilakukan karena kondisi pandemi virus corona (Covid-19) menciptakan situasi yang penuh ketidakpastian serta berkembangnya varian baru Covid-19, yaitu Omicron (B.1.1.5.2.9).
Sekadar informasi, varian Omicron telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of concern yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
"Menghadapi ketidakpastian pada 2022, kita harus merancang APBN tahun 2022 yang responsif, antisipatif, dan juga fleksibel," kata Jokowi saat menyampaikan pidato pada acara Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2022, dikutip dari Youtube Sektretariat Presiden, Senin (29/11/2021).
Lebih lanjut, Jokowi turut meminta agar antisipasi dan mitigasi dalam menghadapi potensi lonjakan kasus gelombang ketiga dan varian Covid-19 Omicron (B.1.1.5.2.9) agar dilakukan sedini mungkin.
Hal ini diharapkan agar ancaman tersebut tidak mengganggu kesinambungan program reformasi struktural dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang sedang dikerjakan.
Oleh karena itu, kedua program tersebut menjadi fokus dalam pelaksanaan APBN tahun depan. Jokowi pun minta APBN tetap responsif pada perkembangan kondisi.
"APBN tahun 2022 juga harus mendorong kebangkitan ekonomi nasional dan mendukung reformasi struktural," ujarnya.
Jokowi pun memastikan agar ketidakpastian di bidang kesehatan dan ekonomi harus menjadi basis dalam membuat perencanaan dan melaksanakan program.
"Kita harus tetap waspada, karena pandemi belum berakhir. Selain varian lama di beberapa negara, telah muncul varian baru omicron yang harus menambah kewaspadaan kita," ujar Jokowi.