Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan pada akhir Desember 2021 pemberian vaksin Covid-19 dosis kedua kepada masyarakat Indonesia mencapai 59 persen. Setelah target tersebut terpenuhi, maka vaksinasi booster akan mulai diberlakukan kepada lansia.
“Dan memang rencana ke depannya sudah dibicarakan dengan Bapak Presiden adalah ini pertama prioritasnya lansia dulu, karena lansia itu tetap yang berisiko tinggi,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja bersama BPOM di Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021).
Dia mengatakan kelompok lanjut usia lebih memiliki risiko tertular SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang lebih tinggi dari kelompok anak.
"Kalau kita lihat risiko paling tinggi itu orang tua bisa 12 persen, risiko paling rendah itu anak-anak angkanya sekitar di bawah 1 persen, mungkin 0,05 persen," ujarnya.
Bila dibandingkan dengan risiko kesakitan hingga dirawat di rumah sakit maupun kematian, kata Budi, lansia lebih tinggi sekitar 20 hingga 30 kali lebih berisiko dari anak.
"Di Indonesia sekarang masih lumayan rendah masih 40-50 persen. Memang prioritasnya vaksin yang ada kita berikan ke lansia dulu sampai selesai untuk memastikan mencegah jangan sampai nanti ada kasus kenaikan," kata Menkes
Lebih lanjut, kata Budi, pelaksanaan vaksinasi booster juga menjadi isu sensitif terkait ketidakadilan di dunia.
Hal tersebut dikarenakan masih banyak pihak negara-negara di Afrika yang belum mendapatkan vaksin Covid-19. Oleh karena itu, rencana itu akan dilakukan dengan mengikuti pola negara maju lain yang sudah menyuntikan vaksin booster. Seperti negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, hingga Singapura menggelar vaksinasi booster setelah 50 persen penduduknya mendapat dosis lengkap vaksin Covid-19.
“Dan kita memperkirakan ini akan terjadi di bulan Desember, karena kalau kita terlalu cepat nanti kita akan dilihat sebagai negara yang itu tadi (tidak adil),” ucapnya.
Menkes juga mengatakan, vaksinasi booster dapat diberikan dengan 1 kali suntikan saja. Adapun sebelumnya, Presiden Joko Widodo ingin agar pelaksanaan penyuntikan booster vaksin Covid-19 dilakukan mulai awal 2022