Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dugaan Pejabat Terlibat Bisnis PCR, MUI: Itu Pasti Kezaliman!

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Cholil Nafis angkat suara terkait beberapa pejabat yang diduga terlibat dalam bisnis tes PCR di Indonesia.
Petugas medis di RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, tengah melayani pemeriksaan tes swab PCR./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif
Petugas medis di RSUD Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, tengah melayani pemeriksaan tes swab PCR./Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Cholil Nafis angkat suara terkait beberapa pejabat yang diduga terlibat dalam bisnis tes PCR di Indonesia.

Dia mengatakan bisnis atau berniaga merupakan sunah Nabi Muhammad SAW dalam ajaran Islam. Namun, Cholil menegaskan bahwa mengeksploitasi pandemi Covid-19 untuk bisnis pribadi melalui tes PCR adalah pasti sebuah kezaliman.

"Bisnis itu sunnah Nabi saw. Tapi mengeksploitasi Covid-19 untuk bisnis PCR bahkan sengaja bikin kebijakan untuk kepentingan bisnis pribadi itu pasti kezaliman," kata Cholil di Twitternya @cholilnafis pada Selasa (2/11/2021).

Lebih lanjut, Cholil berharap agar tes PCR benar-benar demi kepentingan kesehatan masyarakat.

"Berharap tes antigen/PCR benar2 utk kepentingan kesehatan, jangan sampai lebih cenderung pada kepentingan bisnsinya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan sejumlah konglomerat perusahaan batu bara diduga terkait dengan bisnis tes PCR yang menjadi salah satu alat untuk mendeteksi virus Corona atau Covid-19.

Nama Luhut dikaitkan dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Perusahaan ini mengklaim memiliki laboratorium terbesar dan tercepat dalam pelayanan tes PCR.

Sementara, Yayasan Adaro Bangun Negeri yang terafiliasi dengan PT Adaro Enegy Tbk (Tbk), perusahaan milik saudara kandung Menteri BUMN Erick Thohir, Boy Thohir menempati peringkat kedua.

Yayasan milik Adaro itu memiliki 485 saham atau senilai Rp485 juta. Sementara sisanya dikuasai oleh dua perusahaan yang terafiliasi langsung dengan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). TBS Energy kerap dikaitkan dengan nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Perusahaan Luhut yakni PT Toba Sejahtera memiliki 10 persen saham di TBS Energi Utama.

Adapun kepemilikan saham Luhut di PT GSI diwakili oleh PT Toba Sejahtera dan anak usaha TBS Energi Utama PT Toba Bumi Energi. Keduanya memiliki saham masing-masing 242 saham atau senilai Rp242 juta.

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi memastikan bahwa keterlibatan sang menteri dalam pendirian PT Genomik Solidaritas Indonesia adalah bentuk dukungan dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Terkait GSI, Jadi pada waktu itu, Pak Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes Covid-19 dengan kapasitas test yang besar. Karena hal ini dulu menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi ini,” katanya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Senin (1/11/2021).

Dengan demikian, sambung Jodi, GSI yang digawangi perusahaan-perusahaan besar, tidak berorientasi pada keuntungan atau profit oriented.

Kendati tidak dijabarkan berapa saham Luhut dalam perusahaan tersebut, tapi Jodi menyampaikan bahwa para pemegang saham di sana tidak berorientasi pada keuntungan atau profif.

“Sesuai namanya GSI ini yaitu Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial. Sampai saat ini, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham,” imbuhnya.

Kendati demikian, Jodi mengakui bahwa dalam berbisnis, GSI tetap memperoleh keuntungan. Namun, keuntungan tersebut digunakan untuk menyelenggarakan tes Covid-19 gratis kepada masyarakat.

“Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan. Kalau tidak salah lebih dari 60.000 tes sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut, termasuk juga membantu di RSDC Wisma Atlet,” ungkapnya.

Dengan fakta tersebut, Jodi memastikan keterlibatan perusahaan Menko Luhut yakni PT Toba Sejahtera di PT GSI murni bersifat sosial yakni membantu penanganan pandemi pada masa-masa awal.

Hal itu, imbuhnya, juga semakin dibuktikan dengan pernyataan sikap Menko Luhut yang terus menyuarakan penurunan harga tes PCR agar tidak memberatkan masyarakat.

“Jadi tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper