Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gembong Narkoba Kolombia Otoniel akan Diekstradisi ke AS

Otoniel adalah bos kelompok kriminal terbesar di negara Kolombia dan berada di daftar orang yang paling dicari Badan Penegakan Narkoba AS selama bertahun-tahun.
Dairo Antonio Suga, atau lebih dikenal sebagai Otoniel, gembong narkoba yang ditangkap setelah operasi gabungan oleh tentara, angkatan udara dan polisi Kolombia/BBC.com
Dairo Antonio Suga, atau lebih dikenal sebagai Otoniel, gembong narkoba yang ditangkap setelah operasi gabungan oleh tentara, angkatan udara dan polisi Kolombia/BBC.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Kolombia mengumumkan bahwa pengedar narkoba sekaligus pimpinan geng kriminal paling dicari di negara itu, Dairo Antonio Suga yang berhasil ditangkap akan diekstradisi ke Amerika Serikat.

Dairo Antonio suga, lebih dikenal sebagai Otoniel, ditangkap dalam sebuah operasi gabungan tentara, angkatan udara, dan polisi pada Sabtu (23/10).

Dia memimpin geng kriminal terbesar di negara itu dan berada di daftar orang yang paling dicari Badan Penegakan Narkoba AS selama bertahun-tahun. Pejabat AS menjanjikan hadiah sebesar US$5 juta (£3,6 juta) untuk kepalanya.

AS menuduh geng Otoniel mengimpor setidaknya 73 metrik ton kokain ke negara itu antara tahun 2003 dan 2014.

Menteri Pertahanan Kolombia, Diego Molano mengatakan kepada surat kabar El Tiempo bahwa langkah selanjutnya bagi para pejabat adalah mematuhi perintah ekstradisi AS.

Pihak berwenang kini telah membawa Otoniel ke sebuah pangkalan militer di ibu kota Bogotá menjelang ekstradisinya, menurut surat kabar El Nuevo Siglo sdpdfgi dikugip BBC.com, Senin (25/10).

Presiden Ivan Duque memuji penangkapan gembong narkoba itu dalam pesan video yang disiarkan televisi.

"Ini adalah pukulan terbesar terhadap perdagangan narkoba di negara kita abad ini. Pukulan ini hanya sebanding dengan jatuhnya Pablo Escobar pada 1990-an," kata Ivan.

Otoniel ditangkap di tempat persembunyiannya di pedesaan provinsi Antioquia di barat laut Kolombia, dekat perbatasan dengan Panama. Operasi tersebut melibatkan 500 tentara yang didukung oleh 22 helikopter. Seorang petugas polisi tewas dalam operasi itu.

Otoniel menggunakan jaringan rumah persembunyian di pedesaan untuk bergerak dan menghindari pihak berwenang. Dia tidak menggunakan telepon melainkan mengandalkan kurir untuk komunikasi.

Di masa lalu, polisi telah menemukan kasur ortopedi khusus Otoniel di sebuah rumah persembunyiannya. Dia dia dilaporkan menderita sakit punggung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper