Bisnis.com, JAKARTA - Gembong narkoba paling dicari di Kolombia sekaligus pemimpin geng kriminal terbesar di negara itu berhasil ditangkap aparat keamanan gabungan. Harga kepalanya US$5 juta.
Dairo Antonio Suga, atau lebih dikenal sebagai Otoniel, ditangkap setelah operasi gabungan oleh tentara, angkatan udara dan polisi.
Pemerintah telah menawarkan hadiah US$800.000 (£582.000) untuk informasi tentang keberadaannya, sementara AS memberikan hadiah US$5 juta untuk kepala Otoniel.
Presiden Kolombia Ivan Duque memuji penangkapan bandar narkoba Otoniel dalam pesan video yang disiarkan televisi setempat.
"Ini adalah pukulan terbesar terhadap perdagangan narkoba di negara kita abad ini," katanya. Pukulan ini hanya sebanding dengan jatuhnya Pablo Escobar pada 1990-an, katanya seperti dikutip BBC.com, Minggu (24/10/2021).
Otoniel ditangkap di tempat persembunyiannya di pedesaan di provinsi Antioquia di barat laut Kolombia, di dekat perbatasan dengan Panama. Sementara ini rincian operasi masih belum jelas, tetapi presiden Kolombia mengatakan satu petugas polisi tewas dalam operasi penangkapan.
Angkatan bersenjata Kolombia kemudian merilis foto yang menunjukkan tentaranya menjaga Otoniel yang diborgol. Ada beberapa operasi besar yang melibatkan ribuan petugas untuk menangkap pria berusia 50 tahun itu dalam beberapa tahun terakhir, tetapi sampai sekarang tidak ada yang berhasil.
Otoniel menjadi kepala Klan Teluk, yang sebelumnya dikenal sebagai Klan Usuga. Pemimpin terdahulu yang merupakan saudaranya, dibunuh oleh polisi dalam penggerebekan di pesta Malam Tahun Baru hampir sepuluh tahun yang lalu.
Pasukan keamanan Kolombia menyebut geng itu sebagai organisasi kriminal paling kuat di negara itu, sementara pihak berwenang di AS menggambarkannya sebagai karlet bersenjata dan sangat kejam.
Geng yang beroperasi di banyak provinsi dan memiliki koneksi internasional yang luas itu terlibat dalam penyelundupan narkoba dan manusia, penambangan emas ilegal dan pemerasan. Kelompok itu Diyakini memiliki sekitar 1.800 anggota bersenjata yang sebagian besar direkrut dari kelompok paramiliter sayap kanan.