Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Corona Varian Mu, DPR Usul Pemisahan Jalur Kedatangan di Soetta

DPR mendorong KKP Kelas I Soekarno-Hatta untuk melakukan pemisahan jalur kedatangan untuk pelaku perjalanan dari negara dengan tingkat penularan Covid-19 tinggi.
Ilustrasi. Penumpang pesawat berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. /Bisnis.com
Ilustrasi. Penumpang pesawat berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Charles Honoris mendorong Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta untuk melakukan pemisahan jalur kedatangan untuk pelaku perjalanan dari negara dengan tingkat penularan tinggi serta negara yang sudah masuk Corona varian Mu.

Hal ini dilakukan untuk memastikan adanya perlindungan yang baik di bandara sebagai pintu masuk perbatasan negara.

Charles menilai pintu masuk Indonesia seperti Bandara Soetta harus memiliki mekanisme yang baik untuk mengamankan Indonesia dari masuknya virus Corona varian baru.

“Hasil observasi saya, tidak ada perbedaan treatment ketika pelaku perjalanan masuk dari negara-negara tersebut ke Indonesia. Pelaku perjalanan masih bercampur dari beberapa negara yang datang,” kata Charles saat memimpin kunjungan kerja spesifik ke Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten dikutip dari laman resmi DPR, Senin (27/9/2021).

Charles menjelaskan bahwa mengacu pada fakta tersebut, harus ada pemisahan. Apabila digabung, ada potensi erjadinya penularan.

Terkait dengan penggunaan aplikasi e-HAC dan PeduliLindungi, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menjelaskan bahwa terdapat beberapa fitur yang harus dievaluasi kembali agar tidak membuat repot para pelaku perjalanan.

Da juga meminta Kementerian Kesehatan untuk melakukan evaluasi terhadap ke aplikasi yang digunakan para pelaku perjalanan.

Dalam kunjungannya tersebut, Charles juga melakukan pengecekan langsung di pos-pos penerimaan pelaku perjalanan termasuk bagaimana pelaku perjalanan itu dilakukan tes melalui metode tes cepat molekuler (TCM). Setelah itu memantau proses seperti apa untuk sampai di karantina selama 8 hari.

“Kami sudah melihat sendiri bagaimana sistem ini perjalanan dan kami harapkan tentunya diimplementasikan secara ketat,” jelas Charles.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper