Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eijkman Institut: Covid-19 Varian Mu Belum Ditemukan di Indonesia

Berdasar data whole genome sequencing yang ditelitinya, kasus Covid-19 masih didominasi varian jenis Delta.
Ilustrasi - Virus Corona makro dan varian MU (VOI),B.1.621,B.1.617.1,C.37.Covid-19 Delta plus, varian MU. Virus SARS-CoV-2 bermutasi./Antara
Ilustrasi - Virus Corona makro dan varian MU (VOI),B.1.621,B.1.617.1,C.37.Covid-19 Delta plus, varian MU. Virus SARS-CoV-2 bermutasi./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio mengatakan varian Covid-19 jenis Mu belum ditemukan di Indonesia. Berdasar data whole genome sequencing yang ditelitinya, varian virus masih didominasi varian jenis Delta.

“Sampai saya cek kemarin, itu belum ada jenis varian Mu yang ada di Indonesia. Mayoritas di Indonesia itu vari Delta, hampir 90 persen dari whole sequencing ada 5.835 hasil sekuensi yang telah diteliti dan dilaporkan,” ujar Amin saat dihubungi Bisnis, Kamis (9/9/2021) malam.

Amin juga memastikan varian-varian yang saat ini merebak di berbagai negara seperti Lamda dan Kapa pun belum diidentifikasi di Indonesia. “Selain Delta, ada varian lokal  yang sudah sejak November 2020 lalu ditemukan. Itu sebetulnya belum bisa disebut varian. Namanya B14662 sama B 1470. Jadi varian Lambada Kapa juga belum,” ungkapnya.

Diketahui, varian Mu adalah mutasi dari virus corona lainnya, yang diduga memiliki konsentrasi berbeda dari varian lainnya. Varian Mu berpotensi lebih berbahaya dari varian virus corona lainnya.

Varian Mu, kata Amin, diidentifikasi termasuk jenis virus yang mengakibatkan terjadi penurunan fungsi vaksin. Namun belum memberi dampak masalah kepada kesehatan publik.

“Varian Mu masih jenis varian of interest (VOI), belum varian of concern (VOC). Karena belum mengakibatkan klaster besar di masyarakt,” ujar Amin.

Amin menjelaskan bahwa karakter VOI memiliki beberapa ciri sifat perubahan. Diantaranya cepat menular, tidak terdeteksi PCR, mengakibatkan gejala klinis yang berbeda. Selain itu, varian kategori VOI dapat memungkinkan terjadi penurunan kepekaan terhadap antibody, baik dalam vaksinasi, penyintasi atau antibody terapi.  

“Kita harus mencegah virus itu mereflikasi jadi mutan mutan baru. Caranya dengan mencegah virus memperbanyak diri. Nah kapan si virus memperbanyak diri, yaitu Ketika dia menemukan house baru,” jelasnya.

“Kita harus mencegah virus itu mereflikasi jadi mutan mutan baru. Caranya dengan mencegah virus memperbanyak diri. Nah, kapan si virus memperbanyak diri, yaitu Ketika dia menemukan house baru. Jangan sampai virus menemukan house baru. Artinya, harus memutuskan rantai penularan. Protokol kesehatan, 3T, 5M, dan vaksinasi,” tuturnya.

World Health Organization, disingkat menjadi WHO, sudah memasukan varian Mu dalam daftar pantauan sejak 30 Agustus 2021. Varian ini pertama kali terdeteksi di Kolombia pada awal tahun lalu dan kini sudah menyebar ke 40 negara. Varian ini lantas terdeteksi hingga ke Amerika Serikat, beberapa bagian Eropa dan Amerika Selatan, serta Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper