Bisnis.com, JAKARTA - Koalisi Warga Lapor Covid-19 menyebut saat ini masyarakat di daerah masih kesulitan mendapatkan kepastian kuota vaksinasi Covid-19. Apabila ada stok vaksin, mereka harus berebutan untuk mendapatkannya.
“Dampaknya, terjadi kerumunan di lokasi vaksinasi, serta laman pendaftaran sering error saat pembukaan pendaftaran online. Seluruh sistem vaksinasi berantakan,” tulis Lapor Covid lewat akun Twitternya @LaporCovid, dikutip Rabu (8/9/2021).
Terkait distribusi vaksin ke daerah, pemerintah melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyowati pada Selasa (24/8/2021), mengatakan bahwa setiap kabupaten/kota harusnya masih memiliki sekitar 25 juta dosis vaksin.
Hal tersebut bersumber dari data 116,4 juta dosis vaksin yang telah didistribusikan ke daerah per 24 Agustus 2021.
“Pemerintah memiliki sejumlah stock on hand vaksin Covid-19 sebanyak 5,8 juta dosis yang akan segera didistribusikan ke daerah,” ujar Lapor Covid.
Mereka pun mendesak pemerintah pusat untuk bersikap tegas dalam mengawal distribusi vaksin di daerah agar tidak terjadi penyelewengan.
“Sementara, Pemda harus memperbaiki sistem pendataan vaksin dan sosialisasi pelaksanaan vaksinasi,” ujarnya.
Warga (masih) teriak kesusahan dapat vaksin. pic.twitter.com/N43R3vK0Vt
— LaporCovid-19 (@LaporCovid) September 7, 2021
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa terhitung sejak kedatangan vaksin pertama pada Desember 2020, secara keseluruhan Indonesia telah menerima sekitar 225,4 juta dosis vaksin dalam berbagai merek, dalam bentuk bulk maupun vaksin jadi.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi setelah kedatangan tahap ke-50 vaksin Covid-19 yaitu 5 juta dosis vaksin jadi dari Sinovac pada 6 September 2020.
Vaksin yang telah tiba di Indonesia tidak bisa langsung didistribusikan. Pasalnya, vaksin yang baru tiba di Indonesia harus diberikan nomor-nomor terlebih dahulu, dilakukan proses repackaging sehingga membutuhkan waktu beberapa hari kemudian untuk bisa didistribusikan.