Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes: Efikasi Vaksin Berbasis mRNA Turun Drastis Hadapi Varian Delta

Efikasi tinggi yang dicatat vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna turun drastis terhadap varian Delta dari level 90 lebih menjadi 60 - 70.
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas, Senin (10/05/2021), di Jakarta - Humas Setkab/Rahmat
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas, Senin (10/05/2021), di Jakarta - Humas Setkab/Rahmat

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa tingkat efikasi vaksin Covid-19 berbasis mRNA terhadap varian Delta menurun drastis. Hal tersebut menyebabkan kekebalan kelompok atau herd immunity tidak akan tercapai.

Hal itu disampaikan Menkes saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (25/8). Menkes mengatakan bahwa pandangan itu didapati setelah melakukan pertemuan rutin dengan para epideomiolog.

Menurutnya, tingkat efikasi tinggi yang dicatat vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna selama ini turun drastis terhadap varian Delta dari level 90 lebih menjadi 60 - 70. Selain itu, virus ini juga memiliki tingkat replikasi atau pembentukan virus lebih tinggi dibandingkan virus di Wuhan.

"Berdasarkan keilmuan mereka tiga profesor di tiga perguruan tinggi yang berbeda ini mereka sudah menyampaikan bahwa herd immunity ini tidak akan tercapai," kata Menkes, Rabu (25/8/2021).

Temuan itu diketahui setelah dirinya berulangkali menggelar pertemuan dengan tiga profesor di bidang epidemiologi di Universitas Indonesia yakni Prof Pandu Riono, Universitas Airlangga Prof Hari dan Universitas Gadjah Mada Prof Windu.

Dia menuturkan bahwa kondisi ini harus dihadapi dengan jenis vaksin dengan efikasi yang lebih tinggi untuk menghadapi virus varian Delta tersebut. Apalagi Delta kini telah bermutasi menjadi varian Lambda.

"Varian ini sudah keluar sekarang yang Lambda, walaupun baru keluar di Amerika Selatan, kenaikan juga cukup tinggi di 30 negara. Di Asia Tenggara terindentifikasi di Filipina," terangnya.

Dia menyebutkan bahwa pada akhirnya masyarakat dunia akan menghadapi virus ini dalam jangka waktu yang lama, sama seperti menghadapi cacar maupun polio.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper