Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta pemerintah daerah agar tidak lagi menyimpan stok vaksin lantaran khawatir kehabisan suplai dari pusat.
Budi mengatakan bahwa pemerintah pusat akan segera menerima kiriman vaksin cukup banyak hingga kahir tahun.
Dalam catatannya, akan ada sebanyak 67 juta dosis vaksin yang dikirim pada Agustus dan 80 juta pada September.
Sementara itu, selama ini banyak pemerintah daerah yang masih menyimpan stok vaksin untuk dosis kedua.
"Kita ingin menegaskan, daerah tidak perlu memegang stok karena akan diatur suntik kedua dari pusat. Jadi pakai saja semuanya disuntik sesuai dengan aturan. Manajemen stok [vaksin] ada di pusat," katanya dalam konferensi pers virtual pada Selasa (24/8/2021).
Adapun untuk mengatasi beberapa daerah yang masih kekurangan stok, Menkes mengatakan telah membuat situs khusus untuk transparansi stok vaksin yang bisa dilihat oleh publik. Stok vaksin dapat dicek melalui tautan https://vaksin.kemkes.go.id/#/alokasi_vaksin
Untuk itu, dia mengimbau masyarakat yang merasa daerahnya memiliki stok vaksin, tetapi kesulitan mengakses vaksinasi, dapat menanyakan langsung ke Dinas Kesehatan di daerahnya.
"Banyak bupati walikota mengeluh. Maka kami membu transparansi stok vaksin nasional," terangnya.
Menkes memerinci, Indonesia telah menerima 130 juta dosis vaksin dan sebanyak 89 persen telah didistribusikan ke daerah. Sementara itu, sebanyak 8,1 juta sedang dalam perjalanan untuk dikirim ke provinsi. Terdapat sisa sekitar 5,8 juta masih dalam proses pengemasan ulang.
Saat ini jumlah vaksinasi yang sudah dilaksanakan pemerintah telah mencapai 91 juta.
Berdasarkan data estimasi ketersediaan vaksin pada Agustus dari Kementerian Kesehatan pada Agustus diperkirakan akan ada 67,60 juta dosis vaksin yang diterima pemerintah pusat.
Pada September, sebanyak 80,71 juta dosis vaksin yang akan datang termasuk dari produksi PT Bio farma (persero) sebanyak 23 juta.
Selain itu vaksin dari jalur multilateral COVAX/GAVI sebanyak 19 juta. Adapun lainnya berasal dari Sinovac akan mengirim sebanyak 25 juta, AstraZeneca sebesar 5 juta dan Pfizer 7 juta.
"Kami pasti akan kirimkan cukup banyak, kami minta tolong distribusinya dari pemda sampai ke titik terkahir kabupaten/kota dipastikan lancar karena di pusat akan mendistirbusikannya sampai provinsi," ujar Menkes.